Curhat Ibu Bayi Penderita Tumor Mata Diturunkan dari Pesawat
Murniati Sumila Dewi, penumpang maskapai penerbangan Batik Air ID 6880 rute Bandara Soekarno-Hatta, Tangerang, Banten (CGK) ke Bandar Udara Internasional Medan Kualanamu, Deli Serdang, Sumatera Utara (KNO), merasa kecewa karena ia dan anaknya diturunkan dari pesawat, Jumat 10 Agustus 2018 lalu.
Alasannya karena anak yang dibawanya, Piki Ananda (3) menderita sakit tumor mata yang dinilai akan mengganggu kenyamanan para penumpang lain.
Piki mengidap retinaoblastoma, jenis kanker yang menyerang bagian retina. Jenis kanker ini tergolong ganas dan paling sering menyerang anak dibawah umur lima tahun, seperti Piki.
"Kenapa kami dibatalkan tidak boleh terbang? Padahal kami tadi sudah naik di pesawat. Disuruh turun lagi, ditanya. Diminta surat dari dokter sudah kami tunjukkan. Satu, dua, tiga, empat, kami langsung dipanggil turun lagi, turun lagi, ditanyain.
Saya tahu anak saya sakit, anak saya bau, tapi saya mau pulang ke Medan. Apa memang anak saya ini tidak bisa diterbangkan? Apa salah? Bagaimana lagi?," tutur Murniati dalam video yang diunggah dalam akun Instagram @pempek_funny.
Funnywati pemilik tersebut merupakan sosok yang membiayani keberangkatan Murniati dan Piki berobat ke salah satu rumah sakit di Jakarta usai mendapat rujukan dari RSUP Adam Malik, Medan.
Murniati dan Piki pun terbang bersama Yuni, relawan dari Pempek Funny. Mereka memesan penerbangan Batik Air dari Jakarta ke Sumatera Utara pada Jumat, 10 Agustus pukul 06.05 WIB.
Pada pukul 3 pagi, ketiganya telah berangkat ke bandara. Tak ada keanehan yang terjadi ketika ketiganya melakukan check in. Setelah masuk ke dalam pesawat, salah satu pramugari menanyakan kondisi sang bayi.
Yuni pun membantu menerangkan kondisi Piki. Ada sekitar 4 pramugari yang berulang kali menanyakan kondisi Piki.
Yang terjadi selanjutnya, salah seorang petugas dari maskapai penerbangan meminta ketiganya turun dari pesawat untuk menemui pihak karantina. Hal itu dilakukan untuk memeriksa apakah Piki layak terbang atau tidak.
Layak terbang tapi ditolak maskapai penerbangan
Murniati mengatakan bahwa anaknya layak terbang usai diperiksa dokter. Ia juga memegang surat rekomendasi dokter terkait kesehatan Piki.
Namun sayang, Murniati, Piki dan Yuni tetap tak diizinkan terbang.
Kepada petugas, Murniati meminta surat bahwa anaknya ditolak terbang. Namun petugas menolak. Adapun surat rekomendasi dari pihak karantina juga diambil petugas tersebut.
Pihak maskapai penerbangan akhirnya mengembalikan uang tiket dipotong biaya travel. "Kami kecewa, harusnya tinggal terbang. Kami pilih penerbangan pagi karena supaya enggak terlalu bau. Waktu itu penumpangnya juga tidak terlalu banyak," tutur Murniati.
Alhasil, Murniati bersama Piki dan yuni kembali ke rumah singgah di Jakarta Pusat.
Penjelasan maskapai penerbangan
Corporate Communication Strategic of Batik Air, Danang Mandala Prihanoro, pihaknya telah melakukan tindakan sesuai prosedur.
Petugas terlebih dahulu menanyakan kondisi penumpang, lalu meminta mereka untuk turun dan melapor ke costumers service. Sang bayi juga telah diperiksa di karantina.
"Berdasarkan pertimbangan faktor kenyamanan penerbangan, mata tidak bisa memberangkatkan kembali pada penerbangan berikutnya," ujar Danang.
Pihak maskapai juga telah mengembalikan biaya tiket ketika penumpang tersebut. (yas)
Advertisement