Cuma Dapat Special Mention, Risma Targetkan Penghargaan Utama Lee Kwan Yew
Keberhasilan Kota Surabaya meraih penghargaan Lee Kuan Yew World City Prize dalam kategori Special Mention dari Singapura, menjadi kebanggaan tersendiri bagi Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini.
Pasalnya, kata Risma, ini merupakan kali ke 3 Surabaya mengikuti ajang internasional itu. Yakni pada tahun 2012, dan tahun 2014. Namun baru tahun inilah Surabaya berhasil mendapat penghargaan sebagai kota Liveable City atau kota layak huni.
"Alhamdulillah tahun ini kita bisa masuk final, meskipun kita dapat kategori Special Mention, belum kategori yang utama," ujar Risma, di sela arak-arakan yang digelarnya usai meraih pengahargaan ini, di Surabaya, Selasa, 10 Juli 2018.
Ke depannya Risma berharap, Surabaya bisa menyabet penghargaan utama Lee Kwan Yew World City Prize, yang dalam tahun ini berhasil diperoleh oleh Seoul (Korea Selatan).
Surabaya sendiri, kata Risma, mendapat penghargaan, karena kota ini dinilai nyaman untuk ditinggali. Dalam proses penjuarian yang harus dilalui pun cukup berat.
"Memang agak berat, karena parameternya banyak sekali, ada beberapa kota misalnya Tokyo di transportasi, Hamburg di urban planning, Kazan kota sport karena penyelenggara piala dunia pertumbuhannya cepat sekali lima tahun terakhir, dan Surabaya di liveable city, karena kenyamanan kotanya dan karena kita lengkap untuk pembangunan manusianya," kata Risma.
Kategori Special Mention lainnya diperoleh oleh kota-kota besar dunia, diperoleh oleh Hamburg (Jerman) dalam nominasi urban planning, kota Kazan (Rusia) dalam nominasi sport city, dan Tokyo (Jepang) dalam nominasi transportasi.
"Itu pernah kejadian Medellin (Kolumbia) juga dapat special mention, akhirnya bergerak terus jadi dapat kategori utama. Kita juga akan bergerak terus supaya dapat kategori utama," ujar Risma, terinspirasi oleh kota pemenang penghargaan utama Lee Kwan Yew, pada tahun 2016 itu.
Dengan menaiki mobil jeep terbuka, Risma pun mengarak penghargaan itu keliling kota, bersama forum Pimpinan Daerah (Forpimda), dimulai dari Korem 084/Bhaskara Jaya, Selasa, 10 Juli 2018, pukul 07.27 WIB, pagi.
Dari Korem rute kemudian berjalan ke arah Jalan A. Yani (frontage Barat) – Jalan Wonokromo – Jalan Raya Darmo – Urip Sumoharjo – Jalan Basuki Rahmat – Jalan Gubernur Suryo – Jalan Yos Sudarso – Jalan Walikota Mustajab – Balai Kota (sisi pintu selatan).
Arak-arakan keliling kota, kata Risma, ini menunjukan bahwa Kota Surabaya mampu mengelola kota bersama dengan memberdayakan masyarakatnya, hingga kancah international.
"Dengan ini kita mengajak warga Surabaya memberdayakan perkampungan, sehingga selain budaya kita mampu mempertahankan keberlangsungan sejarah kota," kata Risma. (frd)