Kap Lampu 'Cula' dari Sampah Elektronik
Berawal dari keresahan melihat sampah elektronik yang hanya menjadi limbah. Lima mahasiswa desain interior Universitas Kristen Petra (UK Petra) Surabaya, membuat kap lampu menggunakan Printed Circuit Board (PCB) dari komputer bekas yang tak terpakai yang bernama 'Cula'.
"Kami membuat ini berkaca dari keadaan yang terjadi saat ini banyak sampah menumpuk apalagi sampah elektronik, yang notabene dianggap hanya bisa menjadi sampah dan tidak bisa diolah lagi," ujar Aileen Gabriela, koordinator kelompok 'Cula'.
Dengan membuat 'Cula', kata Aileen Gabriela, mematahkan anggapan bahwa sampah elektronik dapat diolah lagi menjadi sebuah benda yang juga bernilai jual.
Aileen menceritakan, nama 'Cula' dipilih karena dianggap mewakili keresahan ia dan teman-temannya mengenai sampah elektronik. "Cula itu maksudnya, cula badak. Seperti yang kita ketahui badak bercula satu kan sudah hampir punah karena banyak diburu dan diambil culanya. Sama seperti komputer yang setiap hari digunakan dan sampahnya semakin menumpuk kalau tidak olah," jelas mahasiswa semester 6 jurusan desai interior UK Petra ini.
Kap lampu 'Cula' sendiri memiliki tiga model yaitu, panca yang desainnya terinspirasi dari angka romawi, tetris yang terinspirasi dari garis hingga mencapai satu kesatuan, dan tria yang terinspirasi dari bentuk gunung.
"Satu desain kap lampu 'Cula' ini kami membutuhkan PCB ukuran 10x 20 centimeter," terang Aileen.
Saat ditanyai mengenai kesulitan membuat 'Cula', Aileen menggungkapkan pemasangan PCB yang semua dikerjakan dengan tangan, memiliki kesulitan yang cukup lumayan agar bentuk yang diinginkan presisi.
"Selain itu yang paling penting poin of PCB agar bisa presisi lubangnya dan transparan cahaya dari lampu agar memancarnya bagus," jelasnya.
Aileen dan kawan-kawannya mengaku, akan mengembangkan kreasi lain dari sampah elekronik ini. Misalnya, kap lampu dinding, alas meja dan kursi. "Tentunya yang berhubungan desain interior yanh menjadi fokus kami," tutupnya. (pts)