Cukup Sebulan Membentuk WCC Makassar
Kenna Massadiah, cyclist asal Makassar yang sering ke Jakarta ini “shopping ide”. Di ibukota, Kenna kepincut dengan kekompakan cyclist perempuan.
“Di sana, bisa guyub, rukun, sekelompok cyclist perempuan. Wah, ini sangat menarik apabila dibawa ke Makasar,” buka pengguna sepeda Cervelo.
Dia tidak tinggal diam, Kenna mencari informasi soal Women Cycling Community (WCC) Jakarta. “Akhirnya saya mendapatkan info bahwa WCC itu dibawah Tabitha Sumendap. Jadi saya DM di Instagram Tabby lantas berlanjut dengan whatsapp. Intinya, Tabby sangat antusias dengan ide saya untuk membuat WCC Makassar,” bangga Kenna.
Karena WCC Makassar terbentuk saat pandemi, jadi Kenna dengan Tabby seringnya meeting lewat zoom. Bulan Juli intens komunikasi dengan Tabby, dan setelah mendapatkan lampu hijau untuk membentuk WCC Makassar, Kenna langsung mencari produsen jersey.
“Saya bertemu dengan Septi dari brand Coffee Ride Society (CRS) Surabaya. Kami sangat nyambung karena Septi juga cyclist. Saya ungkapkan yang penting desain tidak ramai karena mayoritas anggota WCC Makasar berjilbab jadi ketika berpadu harus elegan. Septi paham sekali karena dia juga berjilbab. Tak pakai lama diproduksilah jersey pertama WCC Makasar,” ujar Kenna yang memuji bahan dan cutting jersey bikinan CRS ini sangat nyaman dan pas di badan.
Sebulan kemudian tepatnya 8 Agustus 2020 terbentuklah WCC Makasar. Acara launching diadakan dengan “diam-diam”.
“Maklum masa pandemi jadi kami tidak undang komunitas lain. Kami ride sendiri 65 km menuju Malino. Ada nanjaknya sekitar 30 km. di sana, kami maunya privat jadi sewa vila untuk proses potong tumpeng launching. Tentunya seluruh peserta gowes sudah tes antigen negatif,” jelas Kenna yang berprofesi sebagai pengusaha ini.
Lumayan, saat itu terkumpul sekitar 20an cyclist. Mereka adalah teman-teman Kenna dari grup running. Ternyata mereka juga memiliki sepeda dan gemar bersepeda.
“Saya kumpulkan mereka dan kita launching WCC Makasar ini. Saat ini yang aktif sekitar 14 orang. Biasalah ibu-ibu banyak kegiatan rumah tangga dan pekerjaan,” tuturnya.
Di setiap WCC yang tersebar di seluruh Indonesia pasti ada “pengawal” atau “tukang tarik” dan biasanya pria. Dipanggil WCC Bro.
Nah, di WCC Makasar inipun ada WCC Bro. “Saat itu, awal-awal berdirinya kami, ada bro Ilo. Dia mengajak bro Ikram untuk kawal ride kami. Ketika sampai di tikum, ternyata bro Ilo tidak muncul. Alhasil, br Ikram jadi malu karena pria sendirian. Jadi dia bersembunyi di balik pohon sampai cyclist perempuan akhirnya berangkat tanpa pengawalan,” cerita Kenna lantas terbahak-bahak.
Hingga saat ini, sudah tiga tahun WCC Makasar, Kenna dan kawan-kawan masih konsisten latihan gowes. Mereka memiliki jadwal gowes hari Sabtu dan MInggu. Jaraknya sekitar 35-50 km per hari.
Untuk start dan finish, WCC Makasar memilih café Tanamera Pettarani. “Parkirannya luas dan lokasinya mudah dijangkau,” bilang Kenna yang sudah gowes selama tiga tahun ini.
Buah dari konsistensi berlatih ini, beberapa anggota WCC Makasar meraih prestasi di ajang balapan Sulsel Ride Championship 2021 dan Mofest Roadbike Competition 2023.
Bahkan, beberapa anggota mereka juga mengikuti even-even bergengsi di luar Makasar. “Ada yang ikut Bromo KOM Challenge, Ilfestino, Bantaeng Ride, GFNY Bali, Tour de Ambarrukmo, GFNY Kuala Lumpur, Loka Race, dan Bulukumba KOM Race,” bangga perempuan berusia 50 tahun ini.
Meski begitu, Kenna bersama Natalia, Zuzan, dan Uni tidak akan pernah melupakan turing Sidrap ke Palopo sejauh 180 km yang diadakan oleh WCC Makasar bersama grup gowes E2G. Karena saking panasnya, empat perempuan tangguh ini menaruh es batu di punggung mereka.
“Kitapun saling menyemangati agar bisa finis. Lucunya sampai di gapura Palopo kita mengira sudah finis. Kita berpelukan dan berlinang airmata. Eh, ternyata finisnya masih lima km lagi! Alamak pengalaman gowes yang sangat berkesan!” cerita Kenna dengan antusias.
Tidak melulu serius, Kenna dan kawan-kawan sering melakukan hal-hal seru diluar gowes. “Kita sering ngafe bareng, atau melakukan group call. Seringnya ketemuan lalu kulineran sepanjang hari,” ceritanya lantas tertawa.
Saat ini, Kenna merasa nyaman dengan komunitas WCC Makasar dan dia sangat ingin memajukan olahraga sepeda khususnya untuk perempuan.
“Menurut saya melihat perempuan yang bisa menjadi sesuatu dalam olahraga itu suatu kebanggaan. Dan kami semua dipertemukan sesame pecinta olahraga sepeda. Sampai kapapun kami welcome terhadap cyclist perempuan baru yang ingin join. Karena olahraga itu keren!” tutup Kenna.
Advertisement