Cucu Wapres Kena DBD, Masyarakat Diminta Waspada
Wakil Presiden Jusuf Kalla meminta semua lapisan masyarakst aktif mencegah penularan penyakit demam berdarah (DBD) yang mulai merebak di berbagai daerah.
Ia meminta masyarakat dan instansi pemerintah pusat dan daerah segera mengambil tindakan untuk mencegah penularan penyakit tersebut.
"Cucu saya juga kena demam berdarah, ini artinya DBD tidak pilih-pilih. Jangan mentang-mentang cucu Wapres tidak kena demam berdarah," kata Kalla kepada wartawan di Kantor Wakil Presiden, Jakarta, Rabu 30 Januari 2019.
Menurut Wapres, dalam mencegah penularan demam berdarah, masyarakat harus aktif. Sebab, masyarakat lebih mudah menjangkau tempat-tempat yang rawan menjadi sarang nyamuk aedes aegypti di lingkungannya untuk dibersihkan.
Pemerintah juga akan menyediakan layanan untuk mencegah penularan demam berdarah serta pengobatannya. "DBD ini masalah serius, sudah saya sampaikan kepada Presiden dan Menkes dalam rapat kabinet," kata Wapres.
"Mencegah demam berdarah bukan hanya tugas pemerintah pemerintah. Masyarakat harus mencegah genangan-genangan air di selokan, karena itu sumbernya. Tempat-tempat yang rawan, sampah-sampah," pesan Kalla. Ia menyebut DBD sekareng terjadi di beberapa daerah di Provinsi Sulawesi Utara, Lampung, Jakarta, Jawa Tengah dan sebagian Jawa Timur.
Sementara itu, Mentri Kesehatan Nila F Moeloek mengingatkan masyarakat agar tidak anggap enteng masalah DBD. Selain menjaga kebersihan lingkungan, masyarakat harus mengenali gejala dan tanda-tanda demam berdarah.
Menurut Menkes, gejala demam berdarah sering disalahartikan dengan gejala penyakit lainnya yang juga mengalami demam. Sebab, ada beberapa gejalanya yang serupa dengan beberapa penyakit lain, seperti flu atau infeksi virus maupun bakteri. Bila tidak mendapat pengobatan segera, demam berdarah dapat berakibat fatal. Menkes menyebutkan, ada beberapa gejala demam berdarah yang tidak boleh diabaikan oleh pasien.
"Demam berdarah dengue atau DBD adalah penyakit menular yang disebabkan oleh virus dengue yang dibawa oleh nyamuk. Demam berdarah (DBD) dulu disebut penyakit 'break-bone' karena kadang menyebabkan nyeri sendi dan otot, di mana tulang terasa retak," kata Menkes.
Penyakit demam berdarah yang ringan dapat menyebabkan demam tinggi, ruam, dan nyeri otot dan sendi. Sedangkan penyakit demam berdarah yang parah, atau juga dikenal sebagai dengue hemorrhagic fever dapat menyebabkan perdarahan serius, penurunan tekanan darah yang tiba-tiba secara drastis, dan bahkan bisa berujung kematian.
Kata Menkes, ada empat serotipe virus dengue (DENV) yaitu DENV-1, -2, -3, dan -4, dan infeksi dari virus tersebut menyebabkan berbagai gejala seperti demam, pusing, nyeri pada bola mata, otot, sendi, dan ruam.
Orang yang terinfeksi virus dengue sering kali juga mengalami kelelahan jangka panjang. Virus dengue dapat berkembang menjadi hal yang dapat mengancam jiwa (severe dengue), mengakibatkan nyeri perut dan muntah, sulit bernapas, dan penurunan trombosit darah yang bisa mengakibatkan pendarahan internal. (asm)