Cuaca Panas Berkah Bagi Pedagang Asinan Betawi, Omset Naik 100%
Peringatan Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) pada masyarakat untuk mewaspadai suhu panas di sejumlah daerah yang mencapai 37 sampai 38,4 derajat Celsius, membawa berkah bagi pedagang asinan betawi. Kuliner khas Jakarta yang lezat dan cocok dinikmati saat cuaca panas menyengat seperti sekarang. Omset penjualannya naik cukup signifikan. Pelanggan yang biasanya ambil 75 sampai 100 bungkus untuk dijual lagi, sekarang ambilnya naik menjadi 150 bungkus.
Asinan betawi bagi masyarakat daerah lain, mungkin masih terdengar asing. Tapi setelah merasakan asam manis dan segarnya asinan betawi pasti ketagihan. Bagi masyarakat Jakarta, asinan merupakan salah satu menu andalan. Kurang afdol kalau dalam acara keluarga tanpa kuliner yang satu ini.
Asinan betawi ini bahannya terbuat dari sayuran seperti tauge, kol, selada, timun dan juga tahu putih yang seluruhnya masih mentah, serta kacang tanah yang sudah digoreng, lalu disiram dengan kuah kacang yang sedikit kental dan beraroma cuka. Sebagai pelengkap, ditambahkan kerupuk mie kuning dan kerupuk merah yang renyah.
Di Jakarta, ada beberapa tempat yang menjadi langganan atau favorit penggemar asinan. Ngopibareng.id sempat mengintip dapur asinan betawi Hj Asymuni di Jalan Pisangan Baru Matraman, Jakarta Timur.
Meskipun terbuat dari bahan yang sama, rasa tidak bisa berbohong, tentu berbeda tergantung kokinya. Pengelola Warung Asinan Asymuni, bernama H Nurdin, mengatakan, ia membuka usaha asinan ini sejak 1978, atau selama 48 tahun.
Meskipun ada kesamaan dengan nama pelawak legendaris Srimulat Asmuni, tapi tidak ada hubungannya. Kebetulan namanya sama dengan almarhum ayahnya.
Nurdin sendiri sebelumnya berdagang gado-gado, karedok, sedangkan asinan hanya sebagai tambahan.
Ternyata, dari semua menu itu, justru asinan yang laris. Sejak itu fokus pada asinan betawi menjadi menu andalannya. Omset penjualan di musim panas ini pun luar biasa, mencapai 3.000 sampai 6.000 bungkus per hari.
Ia hanya melayani dalam kemasan, tidak menyediakan tempat makan semacam warung seperti di tempat lain. Alasannya tidak mau ribet, mengingat lokasinya di gang kecil yang hanya bisa dilewati kendaraan roda dua.
"Tidak perlu bikin warung, begini saja sudah kewalahan dan pembelinya harus antre cukup panjang," tutur H Nurdin.
Ia menyebutkan, jumlah pembeli di musim panas meningkat pesat. Untuk melayani pembeli ia mempekerjakan 40 karyawan musiman dari Banjarnegara, dengan tugas yang berbeda. Ada yang ngurusi sayur, masak kuah, kerupuk dan bagian pengepakan. Khusus untuk melayani pembeli, ditangani langsung oleh istri dan anak anaknya.
"Karena berkaitan dengan uang ditangani sendiri oleh keluarga untuk menghindari fitnah," ujar Nurdin.
Asinan H Asymuni atau Hj Tati juga menyediakan asinan buah, selain asinan sayuran. Satu kantung plastik harganya Rp 15.000, cukup untuk menyegarkan tenggorokan setelah seharian menghadapi cuaca panas.
Salah seorang pelanggan, Maria Ulfa memuji Asinan Asmuni cocok buat lidahnya. "Saya tidak mengatakan asinan yang lain tidak enak, tapi Asymuni yang paling cocok keluarga saya," tutur perempuan yang bisa dipanggil Mama Dea ini.