Cuaca Ekstrem, Penyeberangan Probolinggo-Giliketapang Tak Jalan
Cuaca ekstrem ditandai gelombang tinggi di peraian utara Probolinggo membuat arus penyeberangan Probolinggo - Pulau Giliketapang terganggu. Sebagian besar perahu penyeberangan memilih tidak beroperasi.
Pengamatan Ngopibareng.id di dermaga barat Pelabuhan Tanjung Tembaga, puluhan perahu penyeberangan Probolinggo - Giliketapang terlihat bersandar. Tidak terlihat aktivitas apa pun di tengah-tengah perahu yang berjajar di kolam pelabuhan peninggalan Belanda itu.
“Puluhan perahu penyeberangan ini sudah tidak beroperasi sejak sepekan lalu karena cuaca ekstrem, terjadi gelombang lumayan tinggi. Pemilik kapal memilih tidak beroperasi daripada berisiko,” ujar Koordinator Perahu Penyeberangan Probolinggo – Giliketapang, Suryono, Senin sore, 2 Januari 2023.
Memang masih ada sebagian kecil perahu yang nekat beroperasi di jalur Probolinggo – Gilieketapang. Mereka nekat menyeberang ke laut sejauh 4,5 mil, tetapi untuk mengangkut sembako yang dibeli di Kota Probolinggo.
Perahu penyeberangan yang nekat beroperasi itu sengaja membatasi jumlah penumpang. “Biasanya saat cuaca normal, sebuah perahu bisa mengangkut 30 sampai 50 penumpang, sekarang dibatasi hanya mengangkut 10 sampai 15 penumpang,” kata Suryono.
Biasanya saat cuaca bagus, sebanyak 15-20 perahu penyeberangan beroperasi setiap hari. “Sekarang hanya dua sampai lima perahu yang nekat beroperasi, itu pun jika ada penumpang,”ujarnya.
Selain menyeberangkan penumpang pada umumnya, perahu penyeberangan Probolinggo – Giliketapang biasa mengangkut wisatawan yang hendak snorkeling. Tetapi sejak gelombang laut setinggi 1,5-2 meter melanda peraiaran utara Probolinggo, banyak operator snorkeling tujuan Giliketapang tidak beroperasi.
“Termasuk pada libur natal dan tahun baru, hampir semua operator snorkeling tidak beroperasi, sehingga tidak ada perahu penyeberangan yang mengangkut wisatawan,” kata Suryono.
Nelayan Libur
Tidak hanya perahu penyeberangan Probolinggo – Giliketapang yang tidak beroperasi, sebagian besar nelayan yang berpangkapan di Probolinggo juga “libur panjang” selama cuaxa ekstrem melanda. Perahu dan kapal perikanan banyak yang ditambatkan di Pelabuhan Perikanan Pantai (PPP) Mayangan, Kota Probolinggo.
Sebagai ganti tidak melaut, para nelayan membenahi perahu dan kapal. Sebagian lagi memperbaiki alat tangkap ikan seperti jaring yang robek.
“Sudah sekitar sepekan ini kami para nelayan tidak melaut, ya aktivitasnya sekarang benah-benah perahu dan jaring,” ujar Aldi, 38 tahun, nelayan Mayangan, Kota Probolinggo.
Para nelayan di Probolinggo mengaku, mendapatkan imbauan agar tidak melaut dari Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) terkait cuaca ekstrem. Intinya, warga diminta waspada terkait hujan lebat disertai petir dan angin kencang yang mengakibatkan gelombang tinggi di laut.
“Ya lebih baik tidak melaut, kalau dipaksakan paling-paling gak dapat ikan, risikonya kapal tenggelam,” kata Aldi. Y