Cuaca Ekstrem, Dua Pekan Nelayan di Situbondo Tak Melaut
Sudah hampir dua pekan nelayan di sepanjang pesisir pantai di Situbondo Jawa Timur tidak melaut dan memarkirkan perahunya di bibir pantai. Cuaca ekstrem dan gelombang laut tinggi mencapai 2 meter lebih di perairan Situbondo menjadi penyebabnya.
Nelayan asal pesisir Desa Kilensari, Kecamatan Panarukan, Sugiono, 45 tahun, mengatakan, hampir dua minggu para nelayan di pesisir Kilensari Panarukan ini tidak melaut. Para nelayan khawatir dengan keselamatan mereka lantaran cuaca tidak bersahabat dan gelombang laut tinggi.
"Sehingga, para nelayan di pesisir Desa Kilensari Panarukan tidak berani melaut dengan kondisi cuaca ekstrem dan gelombang tinggi saat ini. Kami semua memilih memarkirkan perahu di bibir pantai," katanya, Sabtu, 16 Juli 2022.
Selama tidak melaut, menurut Sugiono, nelayan memperbaiki perahu motornya dan jaring ikan. Selain itu, melakukan pekerjaan sampingan untuk memenuhi kebutuhan hidup keluarga sehari-hari.
"Ya, nelayan perbaiki perahu dan jaring ikan selama tidak melaut. Ada juga yang kerja sampingan jadi buruh tani, kuli bangunan, dan juga gadaikan perhiasan emas untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari," ujarnya.
Nelayan asal pesisir Desa/Kecamatan Jangkar, Riyanto, 43 tahun juga mengatakan, semua nelayan di pesisir Jangkar Situbondo hampir dua minggu memarkir perahu motornya di bibir pantai dengan alasan yang sama.
"Nelayan tidak berani melaut dengan cuaca ekstrem dan ombak besar. Kalau memaksakan melaut, sangat berbahaya dan sulit dapat tangkapan ikan," katanya, Sabtu 26 Juli 2022.
Senada diungkapkan nelayan lain asal pesisir Desa/Kecamatan Besuki, Misroi, 47 tahun. Dirinya dan nelayan lain di pesisir Desa Besuki terpaksa tak bisa menangkap ikan.
"Sudah dua minggu terakhir cuaca tidak bagus di perairan Situbondo. Semua nelayan di sini memarkir perahu di tepi pantai. Nelayan mengisi waktu memperbaiki perahu dan jaring ikan, juga kerja sampingan untuk kebutuhan sehari-hari," ungkapnya.(*)
Advertisement