CRS Mengajak Gowes Bareng Keliling Singapura di 2024
Satu sepeda sejuta kawan. Istilah ini sangat tepat untuk menggambarkan Adi Nugroho dan Septi Yulianti. Sepasang suami istri penggila gowes sekaligus founder brand Coffee Ride Society (CRS) ini.
Brand ini kian berkembang, berawal dari Surabaya merambah ke seluruh Indonesia. “Sudah banyak komunitas luar Jawa yang kolab dengan CRS. Seperti di Medan salah satunya,” tutur Adi.
Lalu mereka melebarkan sayap go internasional. September 2023 lalu bertepatan dengan Tour de Langkawi, Adi bersama delapan orang teman dari Indonesia dan 15 orang dari Malaysia gowes bareng selama dua hari.
“Sangat mengasyikkan bisa gowes 100 kilometer di negeri tetangga. Dipandu oleh teman-teman lokal dari komunitas SOT yang sangat ramah,” bangga Adi.
Nah, Adi dan kawan-kawan di Surabaya ingin mengulang pengalaman bersepeda di negeri tetangga itu lagi. Tetapi ingin mencoba negara lain.
Kebetulan Adi dan Septi sangat aktif mengelola media sosial Instagram mereka, @coffeeridesociety. Dan beberapa waktu lalu, Adi sempat kepo dan stalking Instagram dari komunitas sepeda asal Singapura bernama No Pressure Pressure Club (NPPC).
Adi menilai komunitas yang berdiri 31 Maret 2021 ini memiliki gaya ber-medsos yang sama dengan CRS. “Mereka suka eksplorasi daerah baru, melihat pemandangan, dan tentunya berburu kopi terbaik. Semangat yang sama dengan CRS,” bilang Septi.
Kebetulan, dua minggu lalu, Septi sedang berjalan-jalan di Singapura. Saat mereka sedang berada di Rapha Store, mereka bertemu dengan founder dari NPPC.
“Jadi kita kaget campur gembira. Kebetulan sekali bisa bertemu Reza, pentolan NPPC. Akhirnya kita janjian untuk bisa gowes bareng,” cerita Septi semringah.
Kebetulan lagi, di awal bulan Desember ini ada Singapore Marathon. Dan Adi dan Septi serta beberapa teman asal Surabaya juga ikut even lari ini.
“Akhirnya kita hubungi beberapa teman yang kami ketahui ikut Singapore Marathon untuk membawa sepeda. Dan kita gowes bareng. Tak disangka, semuanya setuju!” bangga Septi.
Ada Adi, Septi yang mengajak Lisa Yang, Dion Satrio, Wulan, Rachmat Mahendra, dan Geodita.
Septi dan Reza saling komunikasi terus dan membuat tema gowes bareng “SGP Social Ride”. Acara gowes bareng ini terlaksana sehari setelah Singapore Marathon di hari Minggu 3 Desember 2023.
Start dari Newton jam 6 pagi dan mengambil rute melewati ikon-ikon Singapura. Seperti Woodland, Harbour Front, Marina Bay Sands, dan Orchhard Road.
“Gowes di Singapura banyak aturannya. Setiap peloton tidak boleh lebih dari 10 cyclist dan setiap peloton harus dua baris. Jika melanggar maka siap didenda SGP$150,” jelas Sufyan Sairi pentolan NPPC.
Nah, karena gowes hari itu terdapat 23 cyclist maka dibagi menjadi dua peloton. Dan tiga cyclist terakhir berfungsi sebagai sweeper. Mereka adalah Shahmel Indrawan dan Desmond Keh.
Mereka sangat mahir juga dalam hal bongkar pasang ban sepeda. Saat Septi mengalami bocor ban, Maxine Tan dengan sigap langsung membantu mengganti ban. Dan tanpa malu-malu meniup ban dalam baru langsung dari mulutnya untuk memastikan ban itu tidak bocor!
Setelah melalui rute sejauh 66,6 km, akhirnya finis di Tanamera Coffee River valley. “Kopi asal Indonesia menjadi favorit cyclist sini,” jelas Suf, panggilan akrab Sufyan Sairi.
Ketujuh cyclist asal Surabaya ini sangat terkesan dengan keramahan komunitas NPPC sekaligus kagum dengan jalanan mulus Singapura dan banyak daerah yang fotogenik.
“Kami ingin mengajak teman-teman lain dari Indonesia untuk gowes bareng di Singapura di tahun 2024 ini. Klub NPPC juga sangat welcome dan ingin mengajak keliling pulau Singapura yang berjarak 125 km itu,” bilang Adi.
Septi menambahkan, bisa ada cyclist yang ingin bergabung bisa langsung kirim direct message (DM) ke Instagram @coffeeridesociety. So tunggu apa lagi, gowes di Singapura adalah pengalaman indah seumur hidup!
Advertisement