Cross Border Sanggau Sudah Ditabuh, Tunggu Apalagi?
Pastikan Festival Cross Border Sanggau 2018 tidak terlewatkan. Mulai hari ini, Senin, 2-8 April 2018, beragam keseruan tersaji di Kabupaten Sanggau, Kalimantan Barat. Sedikitnya terdapat 7 kelompok besar dari 15 kecamatan siap dengan berbagai penampilan yang luar biasa.
Selain tujuh kelompok itu, ada juga guest istimewa dari Negeri Jiran, Malaysia.
I Gde Pitana, Deputi Bidang Pemasaran I Kementerian Pariwisata, mengatakan, Festival Cross Border Sanggau tahun ini digelar lebih meriah. Seluruh elemen warga di Sanggau terlibat. Tujuannya adalah guna meningkatkan kunjungan Wisman.
Festival Cross Border Sanggau 2018, secara prinsip, festival ini merupakan parade seni dan tradisi budaya yang ada di wilayah Sanggau. Untuk lokasi festival ada beberapa, seperti Kantor Bupati Sanggau, GOR GPU, hingga Taman Sabang Merah.
Untuk menyegarkan suasana festival ini juga akan menyajikan beragam live music. Artis dari Ibu Kota yang dikolaborasikan dengan lokal siap pamer aksi.
Ada juga pertunjukan band lokal, tarian tradisional, dan pemilihan model. Momen Makan Berami akan semakin spesial. Event ini akan melibatkan masyarakat di sepanjang Sungai Kapuas pada kawasan Kampung Sentana.
“Event ini dibuat sangat beragam. Sebab, ini strategi kami untuk menarik kunjungan wisatawan Malaysia, terutama di perbatasan,” ujar Pitana yang juga diamini
Kepala Bidang Pemasaran Area III-Asdep Pengembangan Pemasaran I Regional 2 Sapto Haryono.
Menguatkan rasa keberagaman budaya Sanggau, beragam hiburan rakyat ditampilkan. Ada Festival Kuliner Tradisional hingga Pameran Pembangunan, termasuk Karnaval Budaya. Festival Olahraga Tradisional akan menjadi daya tarik lain. Eventnya terdiri dari Lomba Sumpit, Galah Hadang, Terompah Panjang, hingga Sampan Ulang Uli. Tidak kalah spesial ada parade 150 motor gede (moge) dari Malaysia dan IMI Kalimatan Barat.
“Bergabungnya komunitas moge dari Malaysia akan menjadi daya tarik lain. Sebab, ada banyak spot di perbatasan yang bisa dioptimalkan. Warga Malaysia ini bisa ditarik ke Sanggau. Bagaimanapun, event ini mempererat hubungan dua negara,” tuturnya.
Disekitar perbatasan, Malaysia memiliki 9 daerah potensi wisatawan. Spot tersebut diantaranya Sabit, Sadir, Tepoi, Kujang Saung, atau Pang Amu . Ada juga Mongat, Mongkos, Mapu, hingga Lubuk Nibung. Potensi mereka menyeberang cukup besar. Sepanjang 2017, PLBN Entikong sudah dilintasi 19.199 Wisman.
Penyelenggaraan event di bulan April pun cukup menguntungkan. Grafiknya naik di 2 tahun terakhir. Pada April 2017, pintu cross border ini dilewati 1.691 wisman. Lalu, pada bulan yang sama tahun 2016 hanya dilintasi 1.467. Potensi ini tentu mendukung target besar 2018, yaitu dikunjungi 25.000 wisman. Sapto menerangkan, kunjungan wisman berpengaruh positif pada perekonomian.
“Aktivitas ekonomi yang dihasilkan cukup besar. Jumlah itu bisa terus dinaikan seiring dengan beragam treatment baru yang diterapkan. Kalau itu terjadi, pasti bagus untuk perekonomian masyarakat melalui beragam transaksi di sepanjang event,” terang Sapto lagi.
Menjadi etalase Indonesia, Festival Crossborder Sanggau 2018 memenuhi semua aspek. Atraksi, akses, hingga amenitasnya sudah pasti terbaik. Sanggau saat ini sedikitnya memiliki 55 hotel dengan total 1.210 ketersdiaan kamar. Harganya pun bervariasi, tapi tidak bikin kantong jebol. Terkait aksesibilitas, festival ini ditopang 2 pintu udara. Ada Bandara Supadio Pontianak dan Bandar Udara Tabelian Sintang.
“Festival Cross Border Sanggau ini besar. Gaungnya sangat kuat di Malaysia, terutama di perbatasan. Selama ini, Festival Cross Border cukup efektif untuk menaikan jumlah kunjungan wisman. Wajar bila festival ini rutin digelar. Kami optimistis, penyelenggaraan tahun ini akan lebih sukses,” pungkas Menteri Pariwisata Arief Yahya. (*)