#CrazyRichSurabayan Ternyata Bermanfaat Bagi Kesehatan
Kesuksesan film Crazy Rich Asians direspon dengan munculnya berbagai macam hastag parodi di tanah air. Dua diantaranya adalah #CrazyRichSurabayan dan #CrazyRichBekasi yang ramai digunakan untuk menampilkan cerita-cerita unik seputar orang tajir di wilayah tersebut.
Dua-duanya terinspirasi oleh film yang sedang naik daun belakangan ini, tentu saja Crazy Rich Asians. Film yang rilis pada 8 September lalu dan diputar sampai saat ini di bioskop Indonesia, mengisahkan jalinan kasih Nick Young dan Rachel Chu ini memang mengambil latar keluarga super kaya di Singapura.
Postingan warganet yang dikaitkan dengan #CrazyRichSurabayan dan #CrazyRichBekasi sebagian besar bercerita tentang kesenjangan antara si kaya dan si tidak terlalu kaya. Sebagian diantaranya sekedar cerita rekaan, tetapi ada juga yang merupakan potret dari kehidupan nyata. Beberapa orang mengganggap itu sebagai hal lucu dan merasa terhibur karenanya.
Dengan begitu, becandaan yang sedang viral di sosial media ini dapat menimbulkan manfaat bagi kesehatan psikologis seseorang. Dikutip dari laman Psychology Today, psikolog Alex Lickerman mengatakan bahwa tertawa adalah senjata terkuat manusia. Tertawa dapat membantu manusia menghadapi rasa takut, khawatir, stres, dan ketidakpastian. Hal yang sebetulnya serius dan berat menjadi lebih ringan, lucu, dan dapat teratasi.
Namun, tidak semua warganet merespon positif adanya viral #CrazyRichSurabayan, #CrazyRichBekasi atau tagar-tagar kainnya yang senada dengan itu. Pasalnya ada beberapa tulisan yang mungkin ditujukan untuk memercik tawa, beberapa malah terbaca seperti atau mendekati bully. Pada #CrazyRichSurabayan misalnya, tulisan-tulisan yang ada seolah mengejek kelakukan orang berduit di kota tersebut dan cenderung terpaku pada etnis tertentu.
Menanggapi hal ini, dilansir dari detikHealth, seorang psikolog klinis dari Personal Growth, Veronica Adesla, mengatakan humor yang sehat memang bisa membantu mengurangi stres. Menurutnya, sesekali dalam hidup, adanya humor menjadi perlu supaya kesehatan mental tetap terjaga.
Disamping itu, ia juga mengingatkan bahwa humor yang sehat seharusnya tidak mengandung unsur provokasi, SARA (Suku, Agama, Ras, dan Antargolongan), diskriminasi, fitnah, hoax, dan perpecahan. Etika dalam membuat joke maupun saat menyebarkannya, perlu dijaga agar humor tersebut bisa dikategorikan sehat.
Di sisi lain, agar humor dapat ditangkap dan dirasakan sebagai sesuatu yang positif, dibutuhkan sikap yang bijak dalam menyikapi gurauan yang diposting di media sosial. Hati harus tetap tenang dan kepala harus dingin untuk dapat membedakan mana humor yang sehat dan yang bukan, serta mengenali reaksi yang berlebihan maupun reaksi yang tepat ketika ada seloroh yang menyalahi etika.