Crazy Rich Santri Al-Fatah Lamongan Koleksi Lamborghini dan Moge
Saat lebaran lalu, seorang pria menjadi viral di media sosial, karena kedapatan melintas di jalan kecil sembari mengemudikan supercar Lamborghini. Kendaraan dari produsen otomotif yang bermarkas di Italia itu, berkeliling di jalanan wilayah Desa Ngayung, Lamongan, Jawa Timur. Dalam video yang beredar, tampak pria tersebut menyempatkan diri berhenti untuk menyapa kenalannya.
Netizen banyak yang melontarkan pujian, karena sang pria dianggap tetap tampil ramah dan sederhana meski memiliki mobil seharga miliaran rupiah. “Saya tetangganya yang di Madiun, dan beliau termasuk orang yang dermawan, membangun masjid dan mengumrahkan saudaranya,” tulis salah satu netizen.
Pengemudi supercar Lamborghini itu diketahui bernama Syaiful Anam. Dia memiliki perusahaan sepatu di Jakarta. Saat mudik ke kampung halaman untuk ziarah kubur sekaligus reuni SMP, Syaiful Anam membawa Lamborghini. Perjalanan dilakukan seorang diri, dan ia sempat singgah di Semarang serta Madiun.
Terkait alasan membawa Lamborghini tipe Aventador, Syaiful Anam menjelaskan bahwa sudah lama teman dan kerabat dekatnya ingin melihat dari dekat kendaraan mewah tersebut. “Teman-teman bilang, mbok ya dibawa ke kampung, biar anak-anak kecil senang,” tuturnya.
Koleksi Lamborghini dan Motor Harley Davidson
Syaiful Anam mudik ke Lamongan dua hari setelah lebaran Idul Fitri. Kedatangan pria 43 tahun itu diabadikan dalam video amatir yang direkam seseorang. Dalam video berdurasi 88 detik tersebut, tampak mobil Lamborghini berwarna merah melintas di jalan perkampungan. Anak-anak berkerumun membuntuti mobil mewah itu dari belakangnya.
Menurut penjelasan Hasan, Syaiful Anam cuma tamatan SMP Wahid Hasyim Parengan Lamongan. Lulus SMP tahun 1992 itu diketahui memiliki tiga mobil Lamborghini berbagai tipe.
Dia merupakan pemilik empat perusahaan sepatu di Tangerang, Kabupaten Banten. "Kalau orang di desa sini memang sudah tahu kalau Pak Syaiful ini punya mobil Lamborghini, cuma baru kali ini dia bawa pulang ke kampung, beliau sendiri malah punya tiga," lanjut Hasan menceritakan.
Selain tiga Lamborgini, Syaiful juga mengoleksi beberapa mobil mewah lain, seperti Fortuner, Alphard dan Lexus. Tak hanya itu, pria yang gemar bermain golf itu juga memiliki lima motor Harley Davidson.
"Mungkin beliau dulunya adalah merupakan orang yang susah sekali, makanya ketika kaya langsung beli mobil mewah dan motor Harley Davidson," ungkap Hasan.
Tukang Cuci Piring di Warung Pecel Lele
Sebelum sukses menjadi pebisnis, dulu Syaiful Anam membantu kedua orang tuanya berjualan pecel lele Lamongan di daerah Sentul. Dia berangkat ke Jakarta hampir tanpa modal apapun. Saat itu dia hanya dititipkan kepada tetangga oleh neneknya untuk menyusul sang ayah yang sedang sama-sama mengadu nasib di Jakarta.
Dua tahun membantu mencuci piring sambil belajar memasak, Syaiful Anam akhirnya memberanikan diri berpisah dengan orangtua untuk membuka warung pecel lele kaki lima sendiri di Jakarta. Usahanya itu juga beberapa kali tak berjalan lancar. Kerap kali mendapat gusuran dan lainnya. Bertahun-tahun berdagang pecel lele ditekuninya bertahun-tahun.
Di Tahun 2000, Syaiful Anam mulai mencoba nyambi berdagang sepatu yang ia beber di warung makannya. Sasarannya ada pelanggan yang sedang makan. Karena racikan masakan Syaiful Anam dikenal enak, warung pecel lelenya akhirnya menjadi langganan beberapa member klub motor di Jakarta.
Hingga pada tahun 2002, Syaiful Anam nekad berangkat ke China untuk belanja aneka sepatu, kaos, tas, souvenir bersama pernak-pernik fashion anak muda. Singkat cerita, Syaiful kini telah memiliki empat perusahaan sepatu. "Beliaunya asli putra Desa Ngayung mas, susah dulunya, saya tahu karena saya ini masih sepupu dan satu kelas dengannya, dia memulai usahanya dari nol," pungkas Hasan.
Punya Empat Pabrik Sepatu
Bisnis yang digeluti pria yang kini menjadi salah satu anggota Pengurus Pusat Ikatan Pengusaha Muda Indonesia (IPMI) Bidang Sosial ini sering kali jatuh bangun. Setelah beberapa kali jatuh bangun hingga tahun 2008, Syaiful Anam akhirnya bisa menata bisnisnya. Sampai pada 2013, doanya terkabul untuk membangun industri sepatu di kawasan Tangerang.
"Tahun 2013 saya buka industri (sepatu) kecil-kecilan," ungkap Syaiful Anam di akun Instagram.
Dari itu, Saiful Anam mulai menggeber usahanya. Di Tahun 2014, dia mulai berani membangun industri yang sama di negeri tirai bambu. "Terus 2014 saya buka di China. Karena kebetulan saya sudah nguasai banget di China sejak 2002 itu saya di China," beber dia.
Sekarang, ayah dua putra tersebut telah memiliki empat industri sepatu di kawasan Tangerang lengkap dengan ribuan karyawan. "Industri sepatu brand lokal kian meningkat pertumbuhannya. Kualitasnya tak kalah dengan produk luar dengan harga terjangkau," kata Syaiful Anam mempromosikan sepatu Moos Originals.
Ke depannya, lanjut Syaiful Anam, dirinya akan membuat sepatu buat berbagai kalangan bukan cuma anak muda. Sukses di Ibu Kota tak lantas membuat Syaiful Anam lupa kampung halaman. Setiap tahun dia tetap pulang kampung ke Desa Ngayung untuk menjenguk sanak saudara.
Beberapa kali Saiful Anam juga disebut-sebut sering membangun musala di desanya. Bahkan baru saja ia juga membangun sebuah masjid di daerah Madiun, tempat kelahiran sang istri tercinta. "Istri saya asli Madiun," pungkasnya.
Santri Al-Fatah Lamongan
Kedatangan Syaiful Anam di kampung halaman dengan mengendarai Lamborghini sempat menarik perhatian keluarga besar Pondok Pesantren Al-Fatah.
"Saya sempat kaget ada Lamborghini. Tadinya saya pikir Lamboghini KW. Kan ada yang bisa bikin bodi Lamborghini tapi mesinnya bukan. Eh...setelah jalan ternyata betul-betul Lamborghini," kata Daniel Habibi, cucu pendiri Ponpes Al-Fatah kepada Ngopibareng.id.
Gus Roni Sya'roni, ayah Daniel Habibi bercerita, setelah ditelusuri ternyata pemilik Lamborghini itu pernah nyantri di Ponpes Al-Fatah. "Dia anaknya buruh tani. Kampungnya pun dulu sangat tertinggal. Karena itu, sebagian besar anak mudanya merantau ke luar kota untuk mengadu nasib," kisahnya.
Gus Roni menambahkan, setelah selesai tingkat SMP, Syaiful mengadu nasib di Jakarta. Dia membantu orangtuanya jualan pecel lele, seperti mencuci piring, belajar masak, membuat sambal, dan lain sebagainya. Hingga akhirnya, Syaiful Anam meraih sukses seperti sekarang ini.