CPOPC Ajak Milenial Mengenal Industri Kelapa Sawit
CPOPC atau Council of Palm Oil Producing Countries bersama Proud To Be Sustainable mengadakan webinar series kedua. Webinar ini diikuti 800 milenial dari seluruh Indonesia. Webinar bertajuk "Potensi Bisnis di Industri Kelapa Sawit Berkelanjutan" ini digelar bertujuan untuk mengajak milenial mengenal nilai-nilai keberlanjutan di industri sawit Indonesia.
Webinar ini menghadirkan empat pembicara ahli dibidangnya, antara lain Indra Budi Susetyo (BRIN), Djono A. Burhan (Petani Milenial), Kurniadi Patriawan (Wakil Dirut, PT Nusantara Sawit Sejahtera) dan Desi Kusumadewi (Head of Sustainable IFFCO Group). Selain itu ada pula opening speech dari Faldo Maldini.
"Kontribusi generasi muda harus lebih besar lewat pemahaman riset dan teknologi. Generasi baru bisa berkontribusi lewat cara-cara baru dan teknologi yang bermanfaat, dan ini berlaku juga untuk di sektor perkebunan," kata Faldo Maldini.
Salah satu pembicara dalam webinar ini, Djono A. Burhan yang juga merupakan petani milenial kelapa sawit mengatakan, dari 6,72 juta hektar lahan kelapa sawit di seluruh Indonesia, 2,6 juta hektarnya dimiliki oleh petani.
"Adanya industri ini mempengaruhi penurunan tingkat kemiskinan di pedesaan. Desa-desa yang memiliki lahan kelapa sawit, agro ekonominya mulai tumbuh," ujar Djono A. Burhan dalam webinar yang digelar, Jumat, 17 Desember 2021.
Ia menjelaskan, dampak pengembangan perkebunan kelapa sawit antara lain, pengembangan sektor pertanian, meningkatkan pendidikan, menciptakan lapangan pekerjaan, menumbuhkan pusat ekonomi baru di pedesaan hingga mencukupi kebutuhan sehari-hari di perkotaan dengan harga terjangkau.
"Sabun atau produk lainnya yang mengandung gliserin itu didapatkan dari kelapa sawit. Jadi bukan hanya berimbas pada ekonomi pedesaan, kelapa sawit juga untuk perkotaan," terang Djono A. Burhan.
Untuk itu, Djono A. Burhan pun mengajak milenial untuk memanfaatkan teknologi guna meningkatkan kesejahteraan petani sawit dan memperbaiki sistem administrasi demi meningkatkan kesejahteraan petani sawit.
Menurutnya, hal ini dilakukan untuk memperkuat hilirisasi. Upaya hilirisasi ini dilakukan berkaitan dengan industri ekspor kelapa sawit mentah atau CPO yang akan diolah menjadi produk turunan. Selain itu, industri kelapa sawit juga menjadi perhatian Presiden Joko Widodo.
Sementara pembicara lainnya, Kurniadi Patriawan, Wakil Dirut, PT Nusantara Sawit Sejahtera mengatakan, konsumsi minyak nabati dan lemak antara tahun 2000-2022 meningkat 6 juta ton pertahunnya.
"Melihat hal tersebut permintaan dunia akan minyak nabati dan lemak menjadi tinggi setiap tahunnya. Keungulan sawit antara lain produktivitas yang tinggi dan lahan yang hemat," ungkap Kurniadi.
Untuk itu, sambung dia, Indonesia memiliki peluang yang cukup tinggi untuk memenuhi hal tersebut melihat lahan kelapa sawit di Indonesia yang sangat luas.
"Ini menjadi tantangan bagi Indonesia, terutama milenial untuk mengembangkan industri sawit," tutupnya.
Untuk diketahui, webinar ini juga didukung artibrand bermitra dengan Universitas Ciputra, Politeknik Citra Widya Edukasi dan Politeknik Kampar.