Covid-19 Meningkat, Pasar Tugu di Alun-alun Probolinggo Ditutup
Baru beberapa bulan dibuka di masa pandemi Covid-19, Pasar Sabtu dan Minggu (Tugu) di kawasan alun-alun, Kota Probolinggo ditutup. Penutupan sementara Pasar Tugu terkait meningkatkan warga yang terpapar Covid-19, termasuk Wakil Walikota (Wawali) Probolinggo, HM. Soufis Subri.
Keputusan untuk “lock down” Pasar Tugu itu tertuang dalam Surat Keputusan Bersama (SKB) yang ditandatangani Walikota Hadi Zainal Abidin di Comand Center, Pemkot Probolinggo, Jumat, 27 November 2020.
Turut menandatangani SKB, Wakapolresta Kompol Teguh Santoso, Kasi Datun Kejari Elan Jaelani, Danramil Wonoasih Kapten Inf Abu Kuswari serta perwakilan Pengadilan Negeri. Ketua DPRD tidak ikut menandatangani karena berhalangan hadir.
“Kami harap masyarakat memahami, kebijakan ini bukan sesuka hati tetapi melihat fakta, perkembangan Covid-19 cukup tinggi di Kota Probolinggo,” ujar Habib Hadi, panggilan akrab walikota.
Bahkan dikatakan, penutupan sentra-sentra pedagang kaki lima (PKL) bisa dilakukan di area lain, selain di alun-alun. Karena sifatnya penutupan sementara, jika pandemi Covid-19 mereda, Pasar Tugu dibuka kembali.
Seperti diketahui, Pasar Tugu yang dibuka setiap Sabtu dan Minggu pagi selalu dibanjiri ribuan warga. Dengan pertimbangan kerumunan warga berpotensi menjadi ajang penularan Covid-19, maka Pasar Tugu ditutup sementara.
Terkait lonjakan warga yang terpapar Covid-19, data yang dirilis Dinas Kesehatan, Pemberdayaan Perempuan, dan Keluarga Berencana (Dinkes P2KB) menunjukkan hal itu. Pada Rabu, 25 November 2020 lalu misalnya, terdapat empat orang.
Tetapi pada Jumat, 27 November 2020, sebanyak 63 pasien dirawat. Penambahan secara signifikan ini terjadi setelah libur panjang beberapa waktu lalu.
“Sehingga kebijakan penutupan Pasar Tugu ini tidak asal-asalan tapi ada dasarnya. Kita semua berdoa mudah-mudahan pandemi Covid-19 cepat berlalu,” kata walikota.
Sementara itu Wakapolresta Kompol Teguh Santoso mengatakan, sebelum dimulai penutupan sebaiknya dilakukan sosialisasi agar masyarakat tidak terkejut. “Harus ada edukasi kepada masyarakat secara massif, petugas di lapangan tetap dioptimalkan,” katanya.
Walikota mengaku, setuju dengan wakapolresta bahwa perlu sosialisiasi terkait penutupan Pasar Tugu agar tidak terjadi kegaduhan. “Kami tidak boleh arogan langsung menutup. Insya-Allah, Minggu besok, 29 November 2020 dilakukan sosialisasi,” pungkasnya.
Advertisement