Jatim Ogah Lockdown karena Covid-19 Melandai
Pemerintah Provinsi Jawa Timur tidak mengambil opsi lockdown seperti yang direncanakan oleh Pemerintah Provinsi DKI Jakarta yang melakukan lockdown di akhir pekan.
“Semalam sudah rapat koordinasi dengan 17 kabupaten dan kota daerah yang melaksanakan PPKM (Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat) bahwa tidak ada opsi lockdown,” kata Gubernur Jatim, Khofifah Indar Parawansa di Gedung Negara Grahadi, Surabaya, Jumat 5 Februari 2021.
Ia menyampaikan, lockdown sudah tidak diperlukan karena PPKM yang dilakukan sudah memberikan dampak yang signifikan. Itu terbukti dengan presentase bed occupancy rate (BOR) ruang isolasi di rumah sakit (RS) Rujukan sudah turun.
“Pada awal PPKM BOR kita sempat 80 persen. Pada tanggal 10 Januari, lalu 79 persen tanggal 11 Januari. Kemudian per kemarin 4 Februari sudah 54 persen untuk ruang isolasi biasa. Artinya, sudah di bawah standar WHO (World Health Organization) 60 persen,” katanya.
Sedangkan dari kasus harian, Khofifah mengatakan, Jatim sudah melandai tersisa Kota Madiun dan Kabupaten Madiun yang harus mendapat perhatian karena menjadi pusat di wilayah Mataraman.
Berdasar analisis, banyak pula warga Jawa Tengah yang datang ke Madiun tanpa diketahui kondisi dari tubuhnya.
Untuk mengantisipasi lonjakan kasus, mantan Menteri Sosial Republik Indonesia itu mengatakan tetap akan menggelar PPKM dengan memperketat pengawasan di titik terjadinya kerumunan. Seperti pasar, pusat perbelanjaan, rumah makan, dan lainnya.
“Kami juga melakukan penguatan kampung tangguh, bagaimana mobilitas masyarakat bisa diketati dari lini yang paling bawah,” ungkapnya.
Walau cenderung melandai, Khofifah tetap mengingatkan agar masyarakat taat menerapkan protokol kesehatan.