Covid-19 Varian XE
Covid-19 varian Alpha, Beta, Delta sampai Omicron termasuk varian yang menjadi perhatian (variant of concern) World Health Organization (WHO). Dari varian-varian tersebut, ada yang paling mematikan, tapi ada pula yang hanya menimbulkan gejala ringan.
Kini, dunia kembali dibuat geger setelah muncul temuan varian XE, yang merupakan kombinasi antara Omicron BA.1 dan BA.2. Dikutip dari Sejumlah pakar meyakini varian ini adalah yang paling menular di dunia.
Munculnya varian baru ini juga berkontribusi atas kenaikan kasus Covid-19 di Inggris. Di Indonesia memang belum ditemukan kasus varian XE, tetapi kondisi ini sudah menjangkiti warga Thailand.
Juru Bicara Pemerintah untuk Penanganan Covid-19 Prof. Wiku Adisasmito mengimbau masyarakat tidak perlu takut berlebih. Meskipun demikian, masyarakat tetap diimbau untuk tetap waspada dan menjaga protokol kesehatan.
"Karena rekombinasi virus bukan merupakan hal baru dan sudah banyak terjadi termasuk pada virus selain Covid-19. Terlebih lagi, ketakutan yang berlebihan pun akan berpengaruh pada imunitas tubuh menghadapi berbagai ancaman penularan penyakit di sekitar kita," jelasnya dalam keterangan pers.
Mengenai gejalanya, memang belum dipaparkan secara signifikan. Namun seorang dokter penyakit dalam di Johns Hopkins Bayview Medical Center di Baltimore, Erica Johnson mengatakan gejala varian baru itu mirip dengan omicron asli.
Adapun gejala utama BA.1 dan BA.2 ringan adalah batuk, demam, kelelahan, dan kemungkinan hilangnya rasa atau penciuman. Sejumlah pasien juga mencatat pilek, masalah pencernaan, sakit kepala dan ruam kulit.
Berikut ini infografis Covid-19 varian XE: