COVID-19 Tinggi, Sekolah Tatap Muka di Kabupaten Kediri Ditunda
Pembelajaran tatap muka yang rencananya serentak mulai dilaksanakan pada awal bulan Juli 2021 mendatang besar kemungkinan ditunda. Keterangan ini disampaikan oleh Juru Bicara Covid-19 Kabupaten Kediri dr Ahmad khotib saat ditemui di Pendopo Panjalu Jayati, Kabupaten Kediri, Rabu 23 Juni 2021.
Menurutnya, latar belakang penundaan pembelajaran tatap muka disekolah tidak lepas dari kondisi yang terjadi sekarang, di mana penyebaran penularan virus covid -19 di wilayah Kabupaten Kediri kian masif dan mengalami lonjakan yang cukup signifikan.
"Sementara masih ditunda untuk pembelajaran tatap muka, untuk sekolah dasar hingga tingkat SMA. Latar belakang karena terjadi lonjakan penularan virus Covid-19," katanya kepada wartawan.
Dr Ahmad Khotib mengaku informasi terkait penundaan pembelajaran tatap muka ini, ia dengar secara langsung dari Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Kediri. Belum dapat dipastikan kapan proses belajar mengajar di sekolah akan kembali berjalan normal nantinya.
"Masih menunggu intruksi dari Kemendikbud untuk pembelajaran secara tatap muka di sekolah," ujarnya.
Seperti diberitakan sebelumnya, dalam kurun dua minggu ini penyebaran virus Covid-19 di wilayah Kabupaten Kediri mengalami peningkatan. Dikatakan Bupati Kediri Hanindito Himawan Pramana jika lonjakan penularan kasus Covid-19 mencapai hampir 50 persen.
"Tingkat penggunaan bed atau bor occupancy ratio (BOR) sudah mencapai 78 persen, perlu disiasati bagaimana caranya untuk menekan angka BOR, salah satu caranya dengan menambah bed, tapi itu bukan menyelesaikan suatu masalah untuk menekan persoalan Covid-19," kata Bupati ditemui usia menggelar rapat penanganan Covid-19 di Pendopo Selasa 22 Juni 2021.
Bupati menyebut tingginya penularan Covid-19 di wilayah kabupaten, tidak lepas dari rendahnya kesadaran masyarakat dalam penerapan protokol kesehatan.
"Kalau klaster Bangkalan sudah masuk ke wilayah Kabupaten Kediri. Tapi untuk varian deltanya apa betul, belum diketahui sedang kita cek," ungkap bapak satu anak tersebut .
Menurutnya ada sekitar tujuh orang warga yang terpapar dari klaster Bangkalan dan saat ini bersangkutan sedang menjalani isolasi di rumah sakit. Ke tujun warga ini berstatus warga Kecamatan Tarokan.