COVID-19 Melonjak, 42% Warga Belum Vaksin dan 80% Belum Booster
Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin mengatakan, lonjakan kasus COVID-19 harian karena adanya varian Omicron sub varian baru. Melihat data kenaikan kasus COVID-19 saat ini, Budi Gunadi Sadikin kaget. Ada sebanyak 24.000 pasien dirawat. Mereka mengeluhkan gejala ringan hingga berat.
Sebanyak 10.000 orang di antaranya dirawat dengan keluhan berat. "Sementara 1.300 di antaranya meninggal sejak Oktober lalu," paparnya, saat dijumpai Ngopibareng.id di Dies Natalis Unair ke-68, Rabu, 9 November 2022.
Budi Gunadi Sadikin menambahkan, untuk kasus-kasus dengan keluhan berat 42 persen di antaranya belum divaksin. Sedangkan 70 persen belum melakukan booster. Pasien yang meninggal dunia sebanyak 80 persen belum melakukan vaksin booster (vaksin ketiga).
"Kebanyakan usia yang belum di booster itu di atas 50 tahun. Karena data kita menunjukkan 80% lebih yang meninggal belum booster, dan 80% lebih masuk RS dan berat karena belum booster," jelasnya.
Menkes kembali mengingatkan masyarakat untuk segera booster dan tetap memakai masker. "Vaksinasi dan booster itu sangat mengurangi risiko masuk rumah sakit dan wafat. Dia akan tertular, tapi kalau dia divaksinasi, dia itu ringan. Jadi tolong cepat-cepat vaksinasi, dan yang sudah tapi belum booster, cepat booster," tegasnya.
Sebelumnya, Budi Gunadi Sadikin mengungkapkan tak hanya varian omicron XBB yang masuk Indonesia, tapi juga ada sub varian BA.2.75 dan BQ.
"Ini yang masuk sub varian omicron, kan penyakitnya SarsCov2, ada anaknya Omicron, Delta, Alfa. Cucunya ada Omicron BA.1, BA.2 bulan Januari kemarin. Ada Omicron BA.4, BA.5 Agustus kemarin naik. Nah, ini Omicron BQ1 dan XBB, jadi cucunya," tandasnya.