Covid-19, Amerika Izinkan Penggunaan Obat Malaria untuk Darurat
Badan Pengawas Makanan dan Obat-obatan Amerika Serikat (FDA) mengeluarkan izin terbatas untuk penggunaan dua obat malaria, dalam penanganan pasien covid-19 pada kondisi darurat.
Dalam pernyataan yang dikeluarkan pada Minggu, 29 Maret 2020, Departemen Kesehatan dan Layanan Kemanusiaan AS mengumumkan perolehan donasi sebagai stok obat-obatan nasional, termasuk di antaranya klorokuin dan hydroklorokuin. Dua obat ini sedang diselidiki sebagai obat potensial untuk pasien covid-19.
Disebutkan jika FDA memberikan persetujuan untuk “memberikan obat berdasarkan resep dokter kepada pasien covid-19 remaja atau dewasa, sebagai rujukan ketika uji coba klinis tidak terlihat atau tidak tersedia,”.
Pekan lalu, Presiden Amerika Serikat Donald Trump menyebut jika dua obat ini bisa jadi “hadiah dari Tuhan”, meski banyak ilmuwan mengeluarkan peringatan terkait bahaya obat yang belum terbukti dampaknya.
Banyak peneliti, termasuk Anthony Fauci, ahli penyakit infeksi AS, telah mendorong publik untuk tetap waspada hingga percobaan klinis yang lebih luas bisa membuktikan validitas dari penelitian dua obat dalam skala kecil.
Dua badan medis AS, Insititut Kesehatan Nasional dan Penelitian dan Pengembangan Biomedis, sedang melakukan penelitian obat tersebut.
Sejumlah ilmuwan juga khawatir, jika dorongan Trump atas konsumsi obat itu, menyebabkan pasien penderita lupus dan rheumatoid arthritis kesulitan mengakses dua obat tersebut. Dua penyakit ini diketahui telah lama mengonsumsi dua obat tersebut.
AS sendiri saat ini memiliki lebih dari 140 ribu kasus covid-19 dan 2.489 di antaranya meninggal, menurut data Universitas John Hopkins, dialihbahasakan dari Channlenews Asia.