Pandemi Covid-19, Ini Kata Cak Nun dan Akademisi UI
Corona mencemaskan penduduk dunia, puluhan ribu jiwa melayang, menjadi korbannya. Begitu masifnya penyebaran corona ini sehingga setiap masalah yang terjadi di masyarakat selalu dikaitkan dengan Covid-19. Sejumlah tokoh pun meminta agar pengambil kebijakan jeli melihat masalah di Indonesia, dan mencari cara penyelesainnya. Tak semua masalah bisa dikaitkan dengan Covid-19.
"Kalau Covid-19 ini bisa ngomong seperti manusia, dia akan marah karena harus menanggug dosa semua persoalan masyarakat dunia," kata sosiolog Universitas Indonesia Imam Prasodjo dalam sebuah obrolan sore di Jakarta, Minggu 19 Juli 2020.
Dia kemudian mengambil contoh hampir setiap orang yang meninggal diduga terpapar virus corona jenis baru ini, maka proses pemakamannya harus mengikuti protokol Covid-19. Keluarga yang ditinggalkan pun sering mendapat sanksi moral dari masyarakat di sekitar tempat tinggalnya. Diisolasi, dijauhi oleh tetangga gara gara corona.
Pengamat ekonomi Universitas Indonesia (UI) Faisal Basri, juga angkat bicara tentang corona. Pertumbuhan ekonomi nasional merosot, nilai ekspor turun tajam, bursa saham sepi, yang disalahkan corona. Banyak perusahaan yang tutup, pekerja informal kehilangan penghasilan, dan angka kemiskinan meningkat, corona lagi-lagi jadi kambing hitamnya.
"Kalau mau jujur, pertumbuhan ekonomi Indonesia itu oleng sebelum corona lahir di Wuhan Tiongkok," kata Faisal.
Menurut Faisal, banyak pihak bertanya, apakah nasib ekonomi Indonesia akan berakhir seperti Singapura? Tidak ada yang salah dengan pertanyaan tersebut. Pasalnya kekhawatiran akan resesi muncul ketika Presiden Joko Widodo telah mewanti-wanti pemimpin daerah bahwa pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal II/2020 akan mengalami kontraksi cukup dalam hingga minus 4,3 persen.
"Akan jadi persoalan baru kalau semua kejadian dosanya ditimpakan pada Covid-19," ujar Faisal.
Budayawan Emha Ainun Najib ketika dikonfirmasi mengatakan soal kasus corona, " Tulisen sing jelas, sing kurang ajar duduk coronae, tapi sing selalu nyalahno corona kanggo nutupi gobloke, artekno dewe," ujar Cak Nun, melalui pesan singkat, Senin 20 Juli.
Cak Nun tak menjelaskan lebih detail mengenai pernyataannya tersebut. Namun dari ucapan Cak Nun itu, banyak orang selalu mengaitkan masalah yang terjadi di Indonesia dengan corona itu untuk menutupi ketidakbecusannya mengatasi masalah. Hanya saja, siapa yang dimaksud Cak Nun tidak diketahui untuk siapa.
Sementara, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mencatat kasus Covid-19 baru sebanyak 260 ribu selama 24 jam terakhir. Jumlah ini menjadi yang terbesar sepanjang pandemi Covid-19 berlangsung. Jumlah kematian dunia juga melampaui angka 600 ribu sejak wabah berlangsung.
Dilansir dari BBC, lebih dari seperempat jumlah kematian akibat Covid-19 terjadi di Amerika Serikat. Angka kematian harian juga melonjak hingga 7.360 kasus dalam satu hari, per Minggu 19 Juli 2020. Jumlah tertinggi sejak 10 Mei.
Sedangkan di Indonesia, hingga saat ini jumlah korban yang diidentifikasi terpapar virus corona bertambah hingga 1.752 orang. "Dari pemeriksaan ini kita dapatkan kasus terkonfirmasi positif sebanyak 1.752 orang sehingga totalnya menjadi 84.882 orang," ujar juru bicara pemerintah untuk penanganan Covid-19, Acmhad Yurianto.
Sementara jumlah infeksi global menurut Johns Hopkins University mencapai 14,3 juta dengan tambahan terbanyak terjadi pada Sabtu, 18 Juli 2020. WHO mencatat Brazil, Amerika Serikat, dan Afrika Selatan menjadi wilayah yang menyumbang banyak kasus baru.
“Jumlah sembuh yang kita akumulasikan pada hari ini adalah 1.434 orang, sehingga total kasus sembuh menjadi 43.268 orang," tuturnya.
Kemudian, jumlah pasien yang dinyatakan meninggal di Indonesia saat ini mengalami penambahan sebanyak 59 orang, sehingga total mencapai angka 4.016 orang.