Coronavirus Mewabah, Kenali Gejalanya
Wabah Coronoavirus jenis baru sedang menjangkit di Kota Wuhan, China. Sejumlah negara di Asia seperti Thailand dan Jepang juga mengkonfirmasi jika wabah itu telah menyebar ke negaranya. Begitu pun Amerika Sertikat.Sedikitnya 17 orang telah meninggal dan 500 lainnya diduga terpapar. Bahkan China berencana menutup total seluruh akses ransportasi publik keluar dari Wuhan. Lantas apa coronavirus ini dan bagaimana gejala serta penanganannya?
Apa sih coronavirus?
Virus ini berasal dari keluarga yang sama dengan virus flu umumnya, namun juga bagian dari virus SARS penyebab sindrom pernafasan akut. Tahun 2002-2003 SARS menginveksi lebih dari 8 ribu orang di dunia, terutama di China, Taiwan, Singapura dan Kanada. 10 persen dari mereka meninggal.
WHO menyebut, sedikitnya terdapat 291 kasus, 72 persen menjangkit pasien berusia 40 tahun dan di atasnya, serta dua per tiganya adalah laki-laki. Penderita coronavirus lebih rentan mengalami sejumlah penyakit lain.
Apa gejala coronavirus?
Coronavirus menyebabkan gangguan pernafasan dari ringan hingga medium, mirip gejala flu umumnya. Gejala ini biasanya berlangsung selama beberapa hari.
Gejala itu meliputi, hidung berair, sakit kepala, batuk, sakit tenggorokan, demam, dan rasa tak enak pada badan.
Sejumlah gejala menyerang pernapasan bawah dan menyebabkan penumonia serta bronkitis. Kasus ini lebih mudah dijumpai pada penderita penyakit janjer dan jantung atau penderita kekebalan tubuh rendah, seperti pada anak kecil atau orang lanjut usia.
Seberapa cepat penularannya?
Meski laporan resmi menyebutkan sekitar 450 orang sakit akibat virus, Michael Mina, epidemologis asal Sekolah Kesehatan Publlik di Harvard, mengatakan jika pasien mencapai 1.500 hingga 2.000. "Secara umum, laporan resmi selalu sedikit terlambat," katanya. "Kecepatan virus yang menginfeksi ribuan orang di Wuhan saat ini cukup mengkhawatirkan," tambahnya.
Hingga saat ini, virus telah meluas dari Wuhan ke sejumlah wilayah di China, termasuk 117 dugaan kasus di Hong Kong, katanya, dan juga pada traveler di Thailand, Taiwan, Korea Selatan, Jepang, Amerika Serikat, dan juga Australia.
Namun, dengan 2 ribuan orang yang terinfeksi dan kematian sekitar tujuh orang, menurutnya bisa jadi harapan jika virus ini bisa dikontrol meski belum banyak yang diketahui tentang coronavirus.
Apakah ada penawarnya?
Tak ada pengobatan yang paten untuk coronavirus. Sejumlah pasien yang dirawat di Washington mendapatkan pengobatan berupa infus cairan serta obat pengurang demam seperti acetaminophen. Sedangkan pasien di China mendapatkan obat yang mirip dengan penderita HIV, yang dulu dianggap mampu mengobati SARS.
Bagaimana Virus ini muncul?
W.Ian Lipkin, profesor epidemiology di Mailman School of Publik Health di Columbia, New York , percaya jika virus ini muncul dan disebarkan pertama kali dari mamalia meski tak diketahui binatangnya.
Sebelumnya, hewan dikenal sebagai pembawa sejumlah virus lain, seperti unta yang menyebarkan MERS, dan civest, semacam binatang malam yang menyebarkan SARS.
Sejumlah bukti menurut Mina, menunjukkan jika virus mulai mewabah pada September 2019.
Apakah virus bisa hilang dengan sendirinya?
SARS terlihat hilang dengan sendirinya, begitu pula MARS (Sidnrom Pernafasan Akut di Timur Tengah) yang menginveksi 2.500 orang di Timur Tengah sejak tahun 2012, dan tak berubah menjadi pandemik, meski sepertiga dari pasien meninggal.
Le Duc menyebut, meski tak bisa ditangani dengan mudah, coronavirus mungkin saja tak akan menjadi bencana global, dikutip dari Webmd.com.
Saat ini pihaknya sedang melakukan penelitian dengan tikus yang dimodofikasi menyerupai manusia dengan peran sebagai penyebar coronavirus. Ia mengatakan butuh mingguan hingga bulanan untuk bisa menghasilkan vaksin dari penelitian itu.