Coronasomnia Gangguan Tidur Tekanan Pandemi, Ini Penjelasannya
Penderita Covid-19 bisa mengalami gangguan tidur yang disebut Coronasomnia atau Covidsomnia. Menurut dokter spesialis kejiwaan dari RSUD dr Soetomo, dr Yunias Setiawati SpKJ, Coronasomnia atau Covidsomnia adalah gangguan tidur akibat tekanan pada situasi pandemi Covid-19.
"Kalau insomnia itu gangguan tidur, kalau Coronasomnia gangguan tidur karena
tekanan dalam menghadapi kondisi pandemi Covid-19. Ini bisa terjadi di segala usia," kata dr Yunias, Minggu, 7 Agustus 2021.
Yunias mengatakan, kondisi ini muncul akibat tekanan atau kecemasan yang datang dari internal (dalam dirinya) maupun eksternal (lingkungan atau faktor lainnya.
Lebih lanjut, Yunias mengatakan, beberapa pemicu kecemasan saat ini meliputi paparan berita Covid-19, perubahan tatanan hidup saat ini dan juga pembatasan yang diterapkan kini, tekanan dalam pekerjaan, perubahan tubuh, juga kehilangan orang-orang yang dicintai. Bisa menambah kecemasan dan depresi.
Yunias mengungkapkan, gangguan tidur ini juga merupakan salah satu gejala long Covid-19. Gangguan tidur ini juga bisa dialami oleh anak-anak.
Dalam masa pandemi ini, kata Yunias, anak-anak juga bisa mengalami cemas karena kondisi yang tak lagi sama. Anak-anak yang ceria setiap hari berangkat ke sekolah, sekarang hanya bisa duduk di depan gadget.
Yunias menyampaikan, jika selama pandemi setiap hari selalu ada pasien dengan keluhan gangguan tidur. Paling banyak ialah ibu-ibu paro baya.
"Hal ini terjadi karena tekanan, beberapa kasus, dia sendiri sudah terkena covid, baru sembuh suaminya meninggal, keluarganya meninggal, kasihan, kan beban," jelasnya.
Bahkan, menurut Yunias, Coronasomnia bisa dialami orang yang belum terpapar Covid-19. Karena mereka merasa ketakutan, sehingga hal tersebut mengakibatkan gangguan tidur.
"Ada yang belum terpapar Covid-19, tapi semenjak pandemi dia gangguan tidur, tergantung kepribadian setiap orang," pungkasnya.
Advertisement