Gagal Panen di Hari Kartini, Salon Kecantikan Salahkan Corona
Hari Kartini yang diperingati setiap 21 April, adalah hari yang ditunggu-tunggu bagi pengusaha salon kecantikan. Setidaknya penghasilan mereka di Hari Kartini akan berlipat. Karena banyak yang datang untuk menyewa kebaya, merias wajah dan memasang sanggul supaya mirip Ibu Kita Kartini, putri sejati, Putri Indonesia.
Namun, harapan pengusaha salon ketiban rezeki di Hari Kartini, tinggal harapan. Karena dikalahkan oleh merebaknya Virus Corona atau Covid-19 yang menakutkan.
Ngopibareng.id mencoba menguhubungi beberapa salon di Jakarta terkait dengan Hari Kartini. Mereka memberi jawaban sama, tidak hanya sepi tapi tidak ada yang datang.
Ibu-ibu dan gadis remaja sampai anak TK biasanya pada Hari Kartini, pagi-pagi sudah antre di salon langganannya untuk merias wajah. Tapi, berbeda dengan Hari Kartini 2020, mereka memilih tinggal di rumah. Sesuai dengan seruan pemerintah yang dituangkan dalam Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB).
Linda, pemilik salon kecantikan di kawasan Kemang Jakarta, mengatakan sudah memperhitungkan sebelumnya bila Hari Kartini sekarang ini "gagal panen".
Seluruh kantor, sekolahan dari PAUD sampai perguruan tinggi tutup. Artinya tidak ada upacara maupun karnaval anak-anak untuk memperingati Hari Kartini. Dampaknya tida ada yang ke salon.
"Orang ke salon 'kan supaya wajahnya kelihatan cantik. Lalu untuk apa setelah cantik kemudian wajahnya ditutup masker?," kata Linda.
Mendapat limpahan rezeki dari Hari Kartini, bukan harapan satu-satunya. Alasannya ia punya langganan tetap beberapa artis.
"Saya biasanya dipanggil ke rumahnya untuk body treatmen. Paling tidak facial, lulur dan pedikur atau perawatan kuku," katanya saat dihubungi Selasa 21 April 2020.
Tapi Lunda tidak memungkiri pada Hari Kartini, penghasilannya bertambah, karena banyak yang minta di-mikup.
Berbeda dengan salon kebanyakan di kawasan pinggiran. Hari Kartini boleh dibilang masa panen, karena banyak yang datang. Bisanya mulai antre sejak pukul lima pagi.
"Gara gara si Corona ini, salon sepi saya nggak dapat duit," kata Hindun, pemilik Mawar Salon di kawasan Slipi, Jakarta.
Namun di sisi lain, Pandemi Covid-19 ini tidak menyurutkan semangat komunitas Perempuan Berkebaya Indonesia (PBI) dalam memperingati Hari Kartini.
Melalui Hari Kartini mereka terus berkampanye untuk melestarikan kebaya sebagai busana indah peninggalan nenek moyang Indonesia.
"Karena kondisinya seperti ini kita kenang perjuangan Kartini untuk perempuan Indonesia dalam hati dan seminar melalui video cinference," kata Ketua PBI Rahmi.
Berbicara soal Hari Kartini, aktivis perempun Inayah Abdurrahman Wahid, melontarkan kritik bahwa banyak yang salah kaprah dalam memperingati Hari Kartini.
Esensi peringatan Hari Kartini itu 'kan untuk mengenang perjalan hidup dan perjuangan Kartini untuk kaum perempuan Indonesia. Yang baik diikuti, yang tidak cocok dikesampingkan.
"Faktanya yang sering kita lihat peringatan Hari Kartini hanya ayu-ayuan dan pamer klambi anyar," kata Inayah.
Advertisement