Cokelat Bentuk Hati Geometris Jadi Alternatif Hadiah Valentine
Merayakan hari kasih sayang atau yang populer disebut dengan Hari Valentine selalu identik dengan cokelat. Makanan manis ini selalu dikaitkan sebagai bentuk ungkapan rasa cinta dan sayang.
Perayaan Valentine pada 14 Februari 2022 mendatang tinggal menghitung hari lagi. Sudah Anda menyiapkan cokelat spesial untuk yang terkasih?
Bila Anda Bosan dengan bentuk cokelat yang itu-itu saja, salah satu toko cokelat di Surabaya menyediakan cokelat spesial berbentuk hati geometris dengan dominasi warna pink dan ungu sebagai alternatif.
"Ada sekitar 13 bentuk cokelat yang khusus kami sediakan di bulan Februari ini, seperti cokelat bar, cokelat bomb, bentuk hati geometris, colourfull love hingga bloom box," ujar Widiyanti, Junior Manager Dapur Cokelat area Surabaya.
Menurutnya, beragam bentuk cokelat ini dibuat untuk menjangkau segala usia penikmat cokelat di saat Valentine. Jadi mulai usia remaja hingga anak-anak bisa memilih bentuk cokelat yang mereka suka.
Cokelat dengan beragam bentuk ini hanya tersedia pada bulan Februari saja, karena memang ditujukan khusus untuk Valentine.
Tak hanya dari bentuk, harga cokelat juga beragam, menyesuaikan isi kantong Anda. Mulai harga Rp10 ribu hingga Rp305 ribu.
"Jadi memang kami menyediakan banyak cokelat yang bisa digunakan untuk mengungkapkan perasaan. Mungkin ada perasaan tak bisa diungkapkan, akan diungkapkan oleh rasa manis dari cokelat," ungkapnya.
Hari Valentine atau Valentine day juga merupakan keberkahan tersendiri bagi toko cokelat, sebab penjualan akan meningkat dibanding hari biasa.
Widiyanti mengungkapkan, penjualan cokelat di awal bulan Februari ini mengalami peningkatan sebesar 30 hingga 40 persen dari hari biasa. Ia pun memprediksi kenaikan akan terus terjadi hingga 14 Februari 2022 mendatang.
"Puncaknya mungkin 13 sampai 14 Februari, prediksi mungkin bisa naik sampai 70 persen," imbuhnya.
Penjualan cokelat di masa pandemi ini juga tak banyak berpengaruh, karena meski tidak membeli secara langsung, pembelian juga banyak dilakukan melalui online.
"Saat pandemi tetap saja tidak ada pengaruh pada penjualan, sebab pembelian onlinenya mencapai 70 persen," tutup wanita yang akrab disapa Widi ini.
Advertisement