Coffee Belt NS 25, Tempat Ngopi Baru bagi Pecinta Kopi di Batu
ADA coffee baru di lingkungan Hotel dan Resor Klub Bunga Batu. Letaknya persis di depan lobi hotel berbintang itu atau di samping tempat parkir mobil. Namanya Coffee Belt NS 25.
Inilah tempat ngopi yang tidak sekadar coffee shop. Kedai kopi yang dikonsep untuk menikmati kopi Indonesia dengan rasa asli. Tidak hanya tempat ngopi biasa, tapi untuk merasakan kopi dengan berbagai jenisnya.
Karena itu, tidak ada mesin pembuat kopi di sini. Yang tersedia beberapa alat pembuat kopi manual dari berbagai negara. Ada aeropress, pouriver, Vietnam Cafe Phin, dan Moka Pot. "Saya beli alat-alat ini dari hasil keliling ke beberapa negara," kata Park KS, pemilik sekaligus pendiri coffee tersebut.
Pria asal Seoul Korea Selatan ini tak sekadar seorang pebisnis. Ia adalah pecinta kopi (coffee lover). Park tak hanya tahu berbagai jenis kopi. Tapi ia juga sangat menyintai kopi Indonesia.
Untuk itu, ia pun sudah mengelilingi daerah-daerah penghasil kopi. Mulai dari Gayo Aceh, Mandailing Sumatera Utara, Toraja Sulawesi, Bali, Jawa, NTB sampai Timor.
"Saya bikin coffee belt ini karena ingin membawa kopi Indonesia ke Korea. Kopi Indonesia sangat istimewa. Dengan punya coffee seperti ini, setiap hari saya bisa menikmati kopi yang memang sangat saya sukai," kata insinyur sipil yang sudah fasih berbahasa Indonesia ini.
Park memang tampak bukan sekadar pebisnis kedai kopi. Tapi ia juga seniman kopi. Ia bisa bercerita satu per satu kekhasan rasa berbagai kopi Indonesia. Mulai dari rasa pahitnya, manisnya, keasamannya, dan aromanya.
Sebagai seniman kopi, Park ditopang dengan pengusaha seniman yang punya cita rasa: pemilik Jatim Park Grup Pak Sastro. Park yang menset konten coffee, desain kedainya karya pemilik theme park terbesar di Indonesia ini.
Pertemuan kedua seniman itu menghasilkan sebuah coffee shop yang keren dan mengasyikkan. Outletnya tak terlalu besar. Hanya untuk kapasitas 20 orang di dalam dan 10 orang di luar. Bangunanya cekli, modern dan minimalis.
Dekorasinya menggambarkan ini bukan coffee shop biasa. Ada peta sabuk penghasil kopi di dunia. Inilah yang menginspirasi nama coffee shop ini menjadi Coffee Belt NS 25. "NS 25 maksudnya north and south 25 derajat dari khatulistiwa. Ini wilayah terbaik penghasil kopi," terang Park.
Semula saya tertarik mampir ke Coffee Belt NS 25 karena bentuk dan layout bangunannya yang keren. Begitu masuk, saya sudah merasakan aura bukan kedai kopi biasa. Tidak ada mesin pembuat kopi di dalamnya. Yang ada berbagai alat pembikin kopi manual.
Wajah Park yang khas Korea juga menarik perhatian. Apalagi dengan ramah ia langsung menyapa dan menawarkan jenis kopi yang direkomendasi untuk dirasakan. "Saya menyarankan pakai kopi Aceh Gayo. Ini yang terenak. Ini kopi kami masak sendiri," tuturnya ramah.
Setelah itu, ia juga menawarkan cara membuat kopinya. Kita bisa memilih apakah pakai aeropress, moka pot, atau lainnya. Setelah memilih alatnya, barista Fahrur yang menamani Park langsung membuat kopinya. Kita bisa menyaksikan langsung cara ia membuatnya.
Setelah jadi, ia tidak langsung menuangkannya dalam cangkir. Dia tuang sedikit dan mempersilakan kita mencicipinya. Proses penyajiannya ini seperti ketika kita menikmati minum wine atau anggur di Eropa. Asyik!
Selesai? Belum. Kalau pelanggannya tertarik dengan dunia kopi, Park maupun Fahrur dengan senang hati menerangkan banyak hal tentang dunia kopi. Park masih bercita-cita mendalami citarasa kopi Afrika dan Amerika Latin.
Akankah Coffee Belt NS 25 dikembangkan di berbagai tempat? Park bilang belum. Ia akan mematangkan sistem dan standar kedai kopinya di Batu ini. Namun, ia bermimpi akan mengembangkan bisnisnya ke Korea Selatan.
Selain berbagai jenis kopi, di Coffee Belt NS 25 juga disediakan menu makan khasnya lainnya. Ada mie Korea dan Korean Curry. Saya sempat mencicipi keduanya. Kedua makanan itu sangat cocok untuk dinikmati di tengah udara dingin Batu.
Rasanya, saat berada di kota Batu, sangat sayang untuk tidak mencobanya! (Arif Afandi)