Co Branding Kemenpar, Krisna Oleh-Oleh di Bali Lebarkan Market di Jakarta
Setelah di co-branding Kementerian Pariwisata, Krisna Oleh-Oleh kian mantap melebarkan usahanya. Toko oleh-oleh yang berpusat di Bali ini meluncurkan Grand Opening Toko Krisna Oleh-Oleh Khas Jakarta.
Grand opening, Senin (14/5) malam ini dibalut dalam acara Krisna Keliling Nusantara. Lokasinya di Krisna Oleh-Oleh Khas Jakarta, di Kota Tua Jakarta.
Co-branding Krisna Oleh-Oleh sendiri telah dilakukan Kementerian Pariwisata sejak 10 Agustus 2017. Dan Krisna Oleh-Oleh tidak sendiri.
Ada brand lain seperti Achilles, Garuda Food, Polygon, Sahid Group, Tiket.com, Alleira Batik & Gaia, Sunpride, Sarinah, Sekar Group, Secret Garden, Sababay Wine, Bon Gout, Martha Tilaar, Malang Strudle, dan Batik Trusmi yang ikut digandeng.
Menurut Ketua II Co-Branding Kemenpar Priantono Rudito, bergabungnya Krisna semakin menguatkan konsep marketing yang diterapkan Kemenpar.
“Masuknya Krisna sebagai mitra co-branding sangat positif. Apalagi, co-branding merupakan strategi marketing kita untuk meningkatkan intensitas dan mengembangkan pariwisata Indonesia. Kalau bisa bekerjasama dengan brand kuat tentu akan baik. Artinya, equitas untuk Wonderful Indonesia dan Pesona Indonesia akan tinggi,” ungkap Priantono.
Priantono menjelaskan, brand Krisna Oleh-Oleh sangat kuat. Mereka juga sedang tumbuh ke arah yang sangat positif. Grand Opening Toko Krisna Oleh-Oleh Khas Jakarta menjadi buktinya.
“Krisna ini brandingnya kuat sekali. Mereka juga asalnya dari Bali. Pulau Dewata adalah destinasi utama Indonesia yang mampu menarik banyak wisatawan. Karena kuatnya branding Krisna, sampai ada slogan ‘Belum Lengkap ke Bali kalau belum datang ke Krisna Oleh-Oleh Khas Bali,” jelasnya.
Slogan yang sama diusung di Jakarta. Namun, dengan sedikit modifikasi. Slogan itu adalah Belum Lengkap ke Jakarta kalau belum datang ke Krisna Oleh-Oleh Khas Bali. “Krisna sedang tumbuh secara bisnis. Sekarang sudah buka 23 cabang. Dan ada 4 cabang baru yang siap dilaunching lagi. Termasuk Krisna Oleh Oleh Khas Jakarta di Kota Tua, yang jadi cabang ke-23,” paparnya.
“Kalau kita bicara pariwisata, harus ada experience. Oleh-oleh menjadi salah satu unsur yang melengkapi nilai experience itu. Dengan kerjasama dengan Krisna, maka konsep co-branding semakin lengkap. Co-branding yang sudah MoU dengan Kemenpar ada 119 Mitra, yang sudah PKS ada 51,” katanya.
Branding memiliki peran penting dalam pariwisata. Buktinya, posisi brand Wonderful Indonesia mengalami perkembangan pesat. Tahun 2013, Wonderful Indonesia praktis kurang dikenal. Namun 2015 peringkat menjadi 47, naik 100 peringkat dari 141 negara.
Posisi Wonderful Indonesia di level Asia pada 2017 juga cukup menjanjikan. Ratingnya memiliki point 79,1. Terpaut tipis dari Singapura (79,7), India (72,6), dan Jepang (79,5).
Pada 2016 silam, pariwisata juga menjadi penyumbang devisa terbesar ke dua. Padahal di rentang 2013-2015 ada di urutan 4. “Dengan masuknya brand kuat akan semkain menguntungkan secara ekonomi bagi pariwisata,” katanya.
Pariwisata Indonesia memang mampu memberikan pengaruh besar bagi perekonomian. Sektor ini mampu menyumbang perekonomian (PDB) nasional sebesar 15%, devisa yang dihasilkan Rp280 triliun. Penyerapan tenaga kerja sebanyak 12,6 juta, serta indeks daya saing (WEF) berada di rangking 30 dunia.
Founder Krisna, Ajik Krisna pun makin antusias. Dia mengatakan pembukaan ini sesuai kebutuhan. “Kebutuhan oleh-oleh di setiap daerah tujuan wisata, membuat Krisna sangat ingin ikut berpartisipasi. Kota Tua Jakarta menjadi pilihan. Hal ini mengingat uniknya bangunan2 di Kota Tua yg merupakan Cagar Budaya Nasional,” katanya.
Menteri Pariwisata Arief Yahya menjelaskan, melalui co-branding akan tercipta sinergi positif. “Melalui co-branding akan ada sinergi positif. Di mana 1+ 1 bukannya 2, tapi bisa 3 atau lebih. Artinya, ‘the whole is bigger than the parts’. Hasil gabungan lebih besar dari jumlah bagiannya. Dengan berco-branding kekuatan brand equity akan berlipat-lipat,” jelasnya. (*)
Advertisement