Cluster Sampoerna Muncul, karena Dinkes Surabaya Telat Merespon?
Temuan wabah corona di cluster PT H.M. Sampoerna, ternyata sebelumnya sudah diketahui sejak 14 April 2020. Hal itu disampaikan oleh Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa. Bahkan, sejak tanggal tersebut, PT H.M. Sampoerna juga sudah melaporkannya kepada Dinas Kesehatan Kota Surabaya.
Sayangnya, entah karena laporan dari PT H.M. Sampoerna yang kurang detil atau respon Dinas Kesehatan yang lambat, membuat kejadian tersebut telat ditangani. Dinas Kesehatan Surabaya juga tak segera melaporkan kejadian tersebut kepada Tim Gugus Tugas Covid-19 Jawa Timur.
Alhasil, setelah dua kasus awal sudah meninggal dunia pada 18 April 2020, manajemen perusahaan yang datang ke Pemprov Jatim, untuk 'curhat' mengenai kasus positif di pabrik mereka pada 28 April 2020.
Khofifah yang saat itu rapat evaluasi bersama Forkopimda Provinsi Jatim, kaget bukan kepalang mendengar informasi itu. Ia langsung menyuruh tim tracing yakni dr. Joni Iswahyuhadi, dr. Kohar Hari Santoso dan timnya untuk melakukan tracing secara mendalam terkait kasus Sampoerna.
"Jadi ini sepertinya agak terlambat responnya. Jadi manajemen sampaikan bahwa tanggal 14 April mereka sudah melaporkan hal ini ke Dinkes Surabaya terkait adanya kasus di pabrik itu. Nah, mungkin tidak detil barangkali informasinya. Kalau infonya detil, saya rasa Dinkes akan lanjutkan dan melakukan quick responses," kata Khofifah di Gedung Negara Grahadi.
Padahal menurut Khofifah, jika tim kesehatan sudah mendapatkan informasi mengenai kasus Covid-19, seharusnya langsung melakukan penanganan dini. Karena menurutnya, kecepatan layananlah yang menentukan tingkat kesembuhan pasien.
"Jadi hal-hal seperti ini yang ingin saya sampaikan, bahwa kecepatan merespon, kecepatan untuk memberikan layanan itu menjadi sangat penting. Hal itu dilakukan untuk bisa memberikan layanan terbaik. Itu juga ikut menentukan tingkat kesembuhan pasien. Jadi kecepatan layanan itu menjadi sangat penting," katanya.
Karena itulah, Khofifah berharap di kemudian hari, tidak ada lagi kasus terlambat merespon seperti ini. Jika sudah mendapat laporan atau mengetahui ada orang dengan tanda-tanda klinis tertentu, harus langsung mengkomunikasikan sehingga bisa mendapat layanan terbaik sedini mungkin.
Sementara itu, Ketua Gugus Kuratif Penanganan Covid-19 Jatim dr. Joni Wahyuhadi pun mengatakan hal yang sama. Meski tidak ada respon yang cepat dari Dinkes Surabaya, kinerja manajemen Sampoerna sudah sangat apik sejak awal. Terlebih, sejak 26 April pabrik sudah ditutup.
Tak hanya itu, produk yang diproduksi langsung menjalani karantina selama 14 hari sebelum dilempar ke pasaran.
"Karena kita baru tahu tanggal 28 April itu. Nah kalau prosesnya mulai tanggal berapa persisnya itu, kita tidak tahu. Jadi tanggal 28 manajemen ke sini ya, kita diskusi bagaimana memecahkan masalah di Sampoerna ini. Sangat kooperatif mereka. Itu menjadi suatu tanggung jawab yang baik yang dimiliki oleh Sampoerna," katanya.
Advertisement