Cluster Sampoerna Benar-benar Ganas Penularannya
Ketua Rumpun Kuratif Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 Jawa Timur dr. Joni Wahyuhadi menyebut cluster pabrik rokok PT H.M. Sampoerna yang awalnya hanya terdeteksi dua orang pekerjanya yang positif, maka berdasarkan test swab terbaru, ada 34 pekerja yang juga positif.
Konfirmasi positif tersebut keluar setelah Tim Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Jawa Timur, melakukan test swab PCR terhadap 46 orang karyawan Sampoerna pada Kamis 30 April 2020.
Dokter Joni Wahyuhadi mengatakan, pemeriksaan swab PCR oleh timnya dilakukan secara bergelombang terhadap sekitar 100 karyawan. Test itu dilakukan kepada buruh yang hasil hasil rapid testnya positif yang berjumlah 100 orang tadi.
Test swab juga dilakukan bergelombang karena harus menyesuaikan dengan fasilitas yang dimiliki oleh Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Dr. Soetomo Surabaya.
"Jadi kemarin kami sudah lakukan test PCR gelombang pertama untuk 46 orang. Tapi kami tidak sampaikan kepada media. Nah, hasilnya 34 orang ini positif. Sangat mengejutkan sekali," kata Joni.
Fenomena ini sangat mengejutkan. Bahkan Joni menyebut jika ini adalah kali pertama dia melihat lebih dari 50 persen positif rapid test tapi juga positif setelah dilakukan uji PCR.
Padahal biasanya, meski diuji dengan rapid test positif, namun setelah dilakukan uji ulang dengan menggunakan PCR, hasilnya hanya 10 persennya yang benar-benar positif. Sedangkan sisanya adalah positif palsu.
Ia mengingatkan, dengan hasil tinggi ini menandakan bahwa virus Covid-19 sangat berbahaya dan infeksinya sangat cepat.
"Ini hasil yang mengejutkan sekali. Biasanya kan dari hasil rapid test itu kan cuma 10 persen yang positif waktu kami PCR. Nah, ini cukup besar lebih dari 60 persen. Bayangkan kalau misal dari keseluruhan karyawan ditest, lalu hasilnya 50 persennya positif? Itu bisa langsung full sebuah rumah sakit," katanya.
Ia mengatakan, saat ini ada 91 karyawan Sampoerna yang sedang diisolasi di sebuah hotel di Kota Surabaya. Tujuannya untuk isolasi dan untuk observasi kesehatan. Sehingga jika pasien tersebut mempunyai gejala klinis, bisa langsung ditangani.
"Makanya saya kirim perawat ke sana, untuk memantau kalau misal ada masalah kesehatannya pasien. Jadi perawat itu bisa langsung telepon saya atau dr. Pesta Parulian sebagai koordinator RSUD Dr. Soetomo. Atau bahkan bisa langsung dikirim ke RSJ Menur," katanya.
Menurut Joni, di pabrik Sampoerna saja dari dua orang yang positif, sekarang bisa menularkan ke lebih dari 30 orang. Ia tak membayangkan jika di tempat-tempat lain, seperti pasar dan perkantoran, lalu ada yang posiitf 1 orang, pasti langsung banyak yang tertular.
"Jadi tolong ditaati semua aturan ini. Biar tidak banyak yang tertular," katanya.