Cinta Rasulullah pun Harus dengan Logika, Pesan Gus Baha
KH Ahmad Baha’uddin Nursalim (Gus Baha) menyerukan agar ada juga yang mencintai Nabi Muhammad Shallallahu alaihi wasallam (Saw) berdasarkan akal atau logika. Maksudnya, mencintai yang tidak hanya suka bershalawat, tapi juga mau memikirkan keistimewaan yang dimiliki oleh Rasulullah.
“Contohnya. Coba pikirkan tentang kepribadian beliau yang amat mulia. Beliau itu bahkan mau memikirkan dan meminta maghfirah atas dosa yang tidak pernah diperbuatnya sebab saking cintanya pada umat,” jelas Gus Baha.
Makanya, Nabi paling utama itu Nabi Muhammad. Sebab beliau rela melakukan apapun kebaikan demi memikirkan orang lain, bukan dirinya ataupun keluarganya, tetapi umatnya.
Dalam bulan Rabiul Awal, umat Islam secara umum di Indonesia, merayakannya dengan peringatan Maulid Nabi.
“Ketika kita baca hadits tentang syafaat, saya bisa nangis. Sebab itu tadi. Beliau dibantu tahajjud sampai bengkak kakinya demi umat,” sebutnya.
Lebih lanjut, Gus Baha mengingatkan perangkat perjuangan berdakwah yang digunakan Nabi adalah sujud. Ia kemudian menceritakan ketika kelak seluruh Nabi tidak sanggup memberi syafaat kecuali Nabi Muhammad.
“Masyhur itu, Nabi bersujud sampai Allah memintanya untuk bangun dan akhirnya diberikan hak syafaat,” katanya.
Makanya, imbuh Gus Baha, kita semua harus banyak bersyukur dijadikan sebagai umat Nabi Muhammad. Sebab disebut sebagai ummatan marhumah (umat yang dikasihi).
“Tapi saya ulangi. Senang kepada Nabi itu jangan sekadar suka. Tapi juga harus didasarkan pada kontruksi akal yang benar,” tandasnya.
*) Catatan:
Pesan ini pernah disampaikan kajian dalam peringatan Maulid Nabi dan Haul Habib Muhammad bin Hamid Al-Kaff di Rumah Habib Ali Zainal Abidin Al-Kaff, Desa Demaan, Kudus, Ahad 17 November 2019.