Ciki Ngebul, Ini Dampak Konsumsi Makanan dengan Nitrogen Cair
Peredaran kasus makanan yang menggunakan nitrogen cair terus berkembang. Salah satunya kasus ciki ngebul yang sudah tersebar di beberapa wilayah Indonesia, termasuk Jawa Timur. Terbaru, Kemenkes mencatat ada satu kasus ciki ngebul di Kabupaten Ponorogo.
Kasus ini berkembang karena tren penggunaan nitrogen cair yang menambah sensasi mengonsumsi dengan balutan asap yang dihasilkan nitrogen cair yang dingin. Namun tanpa diketahui anak-anak, makanan tersebut juga membahayakan kesehatan dan memiliki efek jangka panjang.
Kadinkes Jatim dokter Erwin Astha Triyono mengatakan konsumsi nitrogen cair pada makanan dapat menimbulkan risiko seperti radang dingin, luka bakar atau cold burn pada jaringan kulit.
"Tenggorokan terasa seperti terbakar, bahkan dapat terjadi kerusakan internal organ. Hal ini disebabkan oleh suhu yang teramat dingin dan langsung bersentuhan dengan organ tubuh dalam waktu yang panjang," jelasnya.
Selain itu, Erwin juga menambahkan, menghirup uap asap nitrogen dalam jangka waktu yang lama juga dapat menyebabkan kesulitan bernafas yang cukup parah.
Karena itu, ia meminta rumah sakit (RS) se-Jatim dapat melakukan koordinasi dengan dinkes setempat. "Atas instruksi Ibu Gubernur, kami meminta Rumah Sakit di seluruh kabupaten/kota untuk berkoordinasi dengan Dinas Kesehatan setempat dan melaporkan apabila terjadi kejadian luar biasa (KLB) keracunan pangan yang disebabkan oleh nitrogen cair," imbaunya.
Sebelumnya dilaporkan puluhan anak SD di beberapa daerah mengalami keracunan usai menyantap ciki ngebul warna warni. Di mana kejadian tersebut dimulai pada bulan Juli 2022 .
Kemudian dalam perkembangan terdapat satu kasus pada anak yang membeli jajanan ciki ngebul dari penjual keliling di desa Ngasinan, Kecamatan Jetis, Kabupaten Ponorogo.
Setelah diterima dari penjual, beberapa detik kemudian jajanan ciki ngebul tersebut mengeluarkan api dan membakar tangan, wajah dada dan pakaian anak tersebut. Akibatnya, anak tersebut langsung dibawa ke RSU Muslimat Ponorogo dan mengalami luka bakar 30 persen.