Ciduk 9 PSK, Dinsos Beri Pendampingan Psikologis
Menjelang bulan suci Ramadhan, Satpol PP Kabupaten Pasuruan kembali menggrebek beberapa wisma di wilayah Prigen, Sabtu 27 April 20119 malam. Hasilnya, ada 9 PSK yang rata-rata masih belia diamankan petugas.
PSK yang terciduk itu berasal dari luar Pasuruan. Diantaranya JW (33) yang mengaku sebagai pembantu dari Malang, AN (18) dari Malang, DM (26) dari Banyuwangi, RM (19) dari Bojonegoro, HR (20) dari Kota Banjar, KN (21) dari Banyumas, dan OV (21) dari Banyumas.
Kasi Ops Pol PP Kabupaten Pasuruan, Ajar Dollar mengatakan, razia yang dilakukan tidak lagi tengah malam, melainkan usai salat magrib atau sekitar pukul 18.00 WIB. Petugas pun disebar memasuki Wisma Jayadi, Bogang, dan Darmik yang berada di gang Sono Prigen.
"Wisma-wisma lainnya di Pesanggrahan, Watu Adem tutup, (mereka) sudah tahu ada razia,” terang Ajar Dollar.
Saat razia, keadaan di wisma tersebut terbilang sepi. Namun sudah ada tamu yang menunggu untuk dilayani.
“Para PSK kebingungan, dan jarang terjadi petugas datang lebih awal, para tamu juga masih sepi. Ada 6 calon pengguna jasa sedang berdiri di depan ketiga wisma tersebut,” tambahnya.
Setelah diamankan Satpol PP, semua PSK tersebut dipindahkan ke Dinas Sosial Kabupaten Pasuruan. Mereka ditempatkan di Rumah Singgah untuk mengikuti serangkaian
penelusuran data para tuna susila tersebut.
Gunawan Wicaksono selaku Plt Kepala Dinas SosiaL Kabupaten Pasuruan menegaskan, selama 3 hari berada di rumah singgah, para PSK tersebut akan diberikan pendampingan. Utamanya untuk mengembalikan mental dan moral mereka yang selama ini melakukan hal yang dilarang oleh agama.
“Kita ingin mereka sadar sehingga tidak kembali ke lembah hitam atau pelacuran. Sangat disayangkan karena ada yang dua kali ditangkap, tapi masih ketawa-ketiwi. Itu kan agak bandel, dalam artian belum paham bahwa yang mereka lakukan itu sangat berdosa. Dan efek nya bisa panjang, karena bisa terkena HIV AIDS,” ujarnya.
Dinsos juga memberikan pembinaan keterampilan. Harapannya, pasca dikembalikan ke keluarganya, para PSK tersebut lebih memilih bekerja daripada menjual kemolekan tubuhnya.
“Sebenarnya ada yang sempat menjadi penjaga toko, tapi ternyata balik lagi. Maka dari itu, kita beri semangat lagi supaya bekerja daripada menjual diri mereka,” tutur Gunawan. (emil)
Advertisement