Choirul Anam, Tiga Kali Tarung Pilkades dengan Modal Dengkul
Pemilihan Kepala Desa (Pilkades) Serentak di Kabupaten Blitar telah berlangsung Selasa, 15 Oktober 2019. Ada kandidat yang baru kali pertama ikut, ada yang sudah tiga kali tarung dalam pemilihan yang sama.
Salah satu yang sudah tiga kali ikut Pilkades adalah kepala desa Gogodeso, Kanigoro, Blitar. Dia adalah Choirul Anam SAg yang sudah dua periode menjadi orang pertama di desa itu.
Apa uniknya? Alumnus IAIN Sunan Ampel Surabaya (kini UIN, red) tiga kali tarung di Pilkades tanpa modal uang yang cukup. Bahkan, dalam Pilkades untuk periode kedua enak tahun lalu, ia hanya bermodal uang pendaftaran calon untuk dia dan istrinya.
"Saya hanya modal tekad untuk mengabdi ke masyarakat. Jelas saya tidak punya uang meski sudah dua periode menjadi kepala desa. Apa pun hasilnya saya serahkan ke Tuhan," katanya kepada ngopibareng.id.
Dalam Pilkades untuk periode ketiganya tahun ini ia bertarung dengan tiga kandidat lainnya. Mereka adalah Suwondo Aribowo, Sunarto, dan Anas Mistofa Hadi. Dari keempat kandidat, yang pernah menjadi aparat desa hanya Choirul Anam.
Saat Pilkades pertama 12 tahun lalu, Choirul maju atas desakan warga desa. Saat itu, ia juga tidak memiliki modal cukup untuk bertarung. Karena itu, warga bergotong royong untuk mengusung putra kiai kampung ini hingga tampil sebagai pemenang melawan satu kandidat lainnya.
Warga desa setempat mendorong Choirul Anam maju pilkades karena peran orang tuanya Imam Tauchid dan Syafaatun yang sejak tahun 1960-an mendirikan Madrasah Ibtidaiyah. Karena itu, sebagian besar warga desa kalau nggak pernah jadi murid orang tuanya Lurah Choirul, paling tidak anaknya atau cucunya sekolah di MI.
"Kapan lagi orang sini membalas budinya Pak Tauchid yang telah andil dalam memintarkan orang desa sini," kata Mak Ti, pemilik warung yang sangat kesohor di perbatasan desa Gogodeso.
Karena gotong royong warga desa itu, Choirul Anam melenggang memenangkan pilkades periode pertama 12 tahun lalu. Setelah habis periode pertama, ia pun maju lagi. Namun, saat itu, tidak ada pesaingnya. Untuk memenuhi syarat pilkades, istrinya pun maju sebagai kandidat dan tetap dimenangkan Choirul Anam.
Baru saat maju untuk periode jabatan ketiga ini, Choirul bersaing dengan 3 kandidat lainnya. Namun, pria yang pernah juga kuliah di IAIN Sunan Kalijogo Jogjakarta ini maju dengan modal dengkul.
"Pak Lurah Choirul ini selama menjabat tak pernah memikirkan dirinya sendiri. Waktu dan tenaganya seakan dia pergunakan penuh untuk warga. Orangnya entengan (ringan tangan kalau membantu warganya, red)," kata Bos Kue Kering Kalimasada Bagus Putu Arta yang menjadi salah satu warganya.
Yang menarik, meski bersaing dengan 3 kandidat, Choirul tetap maju dengan tanpa modal. Warga di sekitarnya, beberapa hari membawa alat masak dan bahan sendiri untuk memberi suguhan warga yang berdatangan di rumah Lurah Choirul.
Apakah modal dengkul untuk Pilkades kali ini masih akan mengantarkan dia menjadi lurah untuk ketiga kalinya? Masih perlu ditunggu hasil penghitungan suara sore nanti.