China - Norwegia Desak PBB Gelar Pertemuan Bahas Israel-Palestina
Pemerintah China bersama Tunisia, dan Norwegia, kembali meminta digelarnya pertemuan darurat Dewan Keamanan PBB (DK PBB) pada Jumat 14 Mei 2021 untuk membahas permasalahan Israel dan Palestina yang memburuk dalam beberapa hari terakhir.
Pertemuan darurat baru itu akan terbuka untuk umum dan mencakup partisipasi Israel dan Palestina, demikian dikutip AFP, Kamis 13 Mei 2021.
Dewan Keamanan PBB telah mengadakan dua konferensi video tertutup sejak Senin 10 Mei 2021. Dalam pertemuan tersebut, Amerika Serikat menentang rencana mengeluarkan deklarasi bersama karena merasa tidak akan membantu menurunkan tensi Israel dan Palestina.
Upaya Kontribusi Menuju Perdamaian
Seorang diplomat menyatakan permintaan pertemuan ketiga dalam satu pekan ini didorong oleh pihak Palestina. Tujuan pertemuan baru ini sebagai "upaya mencoba berkontribusi bagi perdamaian ... serta agar Dewan Keamanan dapat bersuara dan menyerukan gencatan senjata," kata diplomat yang lain tanpa ingin diungkap namanya.
Sementara itu, Israel meminta Dewan Keamanan PBB tidak terlibat dalam konflik. Hal ini diketahui disetujui oleh AS.
Menurut beberapa sumber, 14 dari 15 anggota Dewan Keamanan PBB setuju mengeluarkan deklarasi bersama supaya bisa mengurangi ketegangan. Namun AS mengatakan pertemuan Dewan Keamanan PBB yang dilakukan sebagai 'kontraproduktif'.
Kepala Diplomat AS Antony Blinken mengatakan utusan AS akan terbang ke Timur Tengah untuk meredakan ketegangan antara Israel dan Palestina.
Terpisah, beberapa negara anggota Dewan dari Eropa yakni Norwegia, Estonia, Prancis, dan Irlandia, mengeluarkan pernyataan resmi bersama pada Rabu 12 Mei 2021 malam.
Mengutuk Serangan di Kawasan Sipil
"Kami mengutuk penembakan roket dari Gaza terhadap penduduk sipil di Israel oleh Hamas dan kelompok militan lainnya yang sama sekali tidak dapat diterima dan harus segera dihentikan," bunyi pernyataan bersama tersebut.
"Jumlah besar korban sipil, termasuk anak-anak, dari serangan udara Israel di Gaza, dan kematian di Israel akibat roket yang diluncurkan dari Gaza, mengkhawatirkan dan tidak dapat diterima."
"Kami menyerukan Israel untuk menghentikan aktivitas pemukiman, pembongkaran dan penggusuran, termasuk di Yerusalem Timur," tulis mereka.
Rentetan Serangan Israel yang Mendebarkan
Israel melanjutkan serangan militer sengitnya di Jalur Gaza, pada Rabu 12 Mei 2021, menewaskan 10 tokoh militer senior Hamas dan menjatuhkan sepasang menara bertingkat tinggi yang menampung fasilitas serangan udara Hamas. Sementara, kelompok militan Palestina Hamas tidak menunjukkan tanda-tanda mundur dan menembakkan ratusan roket ke kota-kota Israel.
Hanya dalam kurun tiga hari, pertempuran terkini antara musuh bebuyutan ini sudah mulai menyerupai - dan bahkan melebihi - kehancuran perang 50 hari pada tahun 2014. Seperti dalam perang sebelumnya, tidak ada pihak yang tampaknya memiliki strategi keluar.
Tetapi ada perbedaan utama. Menurut Associated Press, Kamis 13 Mei 2021, pertempuran kali ini telah memicu kekerasan Yahudi-Arab terburuk di Israel dalam beberapa dekade. Dan membayangi belakangnya adalah investigasi kejahatan perang internasional.
Israel melakukan rentetan serangan udara yang intens tepat setelah matahari terbit, menyerang puluhan sasaran dalam beberapa menit yang memicu ledakan yang menggetarkan tulang di seluruh Gaza. Serangan udara berlanjut sepanjang hari, memenuhi langit dengan pilar asap.
Aksi Dukung Palestina Dibubarkan di Prancis
Ketegangan konflik Palestina dan Israel berdampak di Prancis. Sebuah aksi demonstrasi yang mendukung perjuangan Palestina akhrinya dibubarkan polisi di Paris, Prancis, Rabu 12 Mei 2021.
Para pengunjuk rasa berkumpul di Invalides Square di sebelah Kementerian Luar Negeri menyusul seruan dari asosiasi pro-Palestina dan meneriakkan slogan-slogan yang mendukung Palestina untuk waktu singkat. Bendera Palestina juga dibawa selama demonstrasi.
Seraya mengambil tindakan pengamanan yang ketat, polisi meminta pengunjuk rasa meninggalkan alun-alun dan juga mendenda beberapa pengunjuk rasa, seperti dikutip dari Anadolu Agency, Kamis 13 Mei 2021.
Aksi demonstrasi tersebut merupakan bentuk dukungan sebagai rasa solidaritas bersama. Demonstrasi berakhir dan pengunjuk rasa pergi.
Bibit Ketegangan saat Muslim Dilarang Israel ke Masjid al-Aqsha
Warga Palestina di Yerusalem dalam beberapa hari terakhir telah menggelar protes solidaritas dengan penduduk di lingkungan Sheikh Jarrah di tengah bentrokan dengan polisi Israel.
Protes itu terjadi ketika Pengadilan Pusat Israel di Yerusalem Timur menyetujui keputusan yang mengusir tujuh keluarga Palestina dari rumah mereka demi peruntukan bagi pemukim Israel.
Polisi Israel berusaha membubarkan jamaah di dalam kompleks Masjid Al-Aqsha pada Jumat malam menggunakan granat setrum dan gas air mata. Wanita juga menjadi sasaran pasukan Israel, menurut saksi mata.
Masjid Al-Aqsha adalah situs tersuci ketiga di dunia bagi umat Islam. Orang Yahudi menyebut daerah itu "Temple Mount," mengklaim itu adalah situs dari dua kuil Yahudi di zaman kuno.
Israel menduduki Yerusalem Timur, tempat Al-Aqsa berada, selama perang Arab-Israel 1967. Negara itu mencaplok seluruh kota pada tahun 1980 dalam sebuah tindakan yang tidak pernah diakui oleh komunitas internasional.