Ini Yang Bikin China Marah Soal Karikatur Virus Corona di Koran
Koran Denmark Jyllands-Posten memuat karikatur bergambar bendera merah China dengan figur menyerupai virus menggantikan lambang bintang kuning. China menuntut permintaan maaf dari koran yang sering menuai kontroversi itu.
China mengatakan jika karikatur yang diterbitakan pada Senin itu, telah melukai perasaan masyarakat China. Sebab virus corona 2019-nCov itu telah merenggut lebih dari 100 nyawa. Koran dan pembuat karikatur harus meminta maaf, tulis pernyataan yang dikeluarkaan Kedutaan China di Kopenhagen, Denmark.
Lima bintang kuning menyimbolkan keluasan China sekaligus kekuatan ekonomi China, meliputi China, Manchuria, Mongolia, Sinkiang, dan Tibet. Bintang juga melambangkan struktur populasi, yaitu buruh, petani, borjuis kecil, dan borjuis nasional.
Karikatur itu seolah menggambarkan tidak hanya virus yang menyerang manusia, namun juga mengubah seluruh negeri menjadi pasiennya. Penyebaran 2019-nCoV menunjukkan kerentanan dari sebuah negara yang berpotensi menjadi adi kuasa.
Menanggapi tuntutan itu, Jylland-Posten tetap tenang. Pimpinan Redaksi Jacob Nybroe mengatakan jika tujuan dari kartun itu bukan untuk meledek China sambil menambahkan jika koran tidak mempertimbangkan untuk meminta maaf atas sesuatu yang diyakini benar.
"Sejauh yang saya tahu, kami berurusan dengan dua pandangan budaya yang berbeda," tulis Nybroe di korannya. "Di Denmark, kami memiliki tradisi kuat atas kebebasan ekspresi dan karikatur, dan kami akan melanjutkan untuk menjaganya di masa depan,"dilansir dari dw.com.
Ia menambahkan jika kartun itu tidak melanggar hukum di Denmark. Kartunis Niels Bo Bojesen diketahui sering membuat karya dari bendera negara lain. Ia pernah menggambar bendera Turki dengan lubang peluru, juka bendera hijau Saudi Arabia dengan mata uang dollar dengan warna yang sama.
Hingga Kamis, koran tetap mempertahankan sikapnya dan tak mengeluarkan permintaan maaf. Meski, koran menerbitkan opini dari Feng Tie, Duta Besar China untuk Denmark, yang berpendapat jika menerbitkan kartun itu adalah kesalahan.
Sebelumnya, tahun 2015 koran ini juga sempat membuat kontroversi lantaran menerbitkan karikatur tentang sosok Nabi Muhammad SAW.