China Diminta Bantu Repatriasi Etnis Rohingya
Kasus pengungsi Rohingya merupakan tragedi kemanusiaan. Hingga, kini membutuhkan perhatian serius. Tak heran bila Bangladesh membutuhkan negara lain guna menuntaskan masalah tersebut.
Pemerintah China diminta untuk bekerjasama dalam memulangkan kembali pengungsi Rohingya asal Myanmar. Duta Besar Bangladesh untuk China, Munshi Faiz Ahmad, meyakini bahwa penyelesaian krisis Rohingya perlu mendapatkan dukungan penuh dari pemerintah China.
“Untuk menyelesaikan krisis Rohingya, Bangladesh membutuhkan dukungan dari Pemerintah Cina. Kunjungan ini akan membantu memperkuat hubungan bilateral (kedua negara),” ungkap Munshi Faiz Ahmad, Duta Besar Bangladesh untuk China, dikutip Rabu 10 Agustus 2022.
“Bagi kami, Tiongkok sangat penting. Kamu juga perlu menjaga hubungan baik dengan India dan Amerika Serikat karena mereka juga mitra pembangunan yang penting bagi Bangladesh. Tidak ada yang perlu ditakutkan dari hubungan dekat Bangladesh dengan China,” kata Ahmad.
Pengaruh China di Myanmar
Sebagai informasi, China telah menggunakan pengaruhnya di Myanmar untuk menengahi perjanjian pemulangan 700.000 etnis Rohingya pada November 2017. Meski perjanjian sudah terjalin dan upaya untuk mengirim mereka kembali telah terlaksana, para pengungsi menolak untuk kembali karena takut dengan situasi terkini Myanmar. Kondisi ini semakin buruk seiring dengan pengambilalihan kursi pemerintahan oleh pihak militer tahun lalu.
Pernyataan ini terlontar saat Menteri Luar Negeri Cina, Wang Yi, berkunjung ke Bangladesh Sabtu. Dalam kunjungannya kali ini, Wang, Minggu 7 Agustus 2022, bertemu dengan Perdana Menteri Bangladesh Sheikh Hasina dan Menteri Luar Negeri Bangladesh AK Abdul Momen.
Bangladesh memiliki hubungan yang kuat dengan China selaku mitra dagang utama untuk sebagian besar bahan baku. Meski demikian, mempertahankan hubungan bilateral dengan China menjadi tantangan bagi Bangladesh yang di saat bersamaan juga membangun hubungan diplomatik dan perdagangan dengan India dan Amerika Serikat.
Dalam catatan Al Jazeera, lebih dari 500 perusahaan China beroperasi di Bangladesh. Pemerintah Cina juga terlibat dalam semua proyek infrastruktur utama di negeri itu mulai dari pelabuhan, terowongan sungai dan jalan raya. China juga membantu pemerintah Bangladesh dalam membangun jembatan terbesar di Bangladesh yang berdiri di atas Sungai Padma yang menghabiskan biaya hingga 3,6 Miliar Dolar Amerika Serikat.
Wang mengatakan kepada PM Hasina bahwa China menganggap Bangladesh sebagai mitra pembangunan strategis dan akan terus memberikan dukungannya.
“Menteri Luar Negeri kami dengan tegas menyatakan bahwa Bangladesh perlu bekerja sama dengan Tiongkok. China telah berkembang dalam menyelesaikan masalah Rohingya dan kami membutuhkan dukungan guna mengakhiri situasi ini,” tutup Menteri Muda Bangladesh untuk urusan luar negeri, Shahriar Alam.