Cheetos, Lays, dan Doritos Mendadak Viral, Ini Sebabnya
Warganet penggemar Cheetos, Doritos, dan Lays bersedih. Pasalnya merek snack keluaran Pepsico ini akan berhenti berproduksi, per Agustus 2021 nanti. Sebab, PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk resmi membeli seuruh saham PT Indofood Fritolay Makmur (IFL) yang awalnya dimiliki Fritolay Netherland Holding B.V, afiliasi dari Pepsico Inc.
Kabar yang banyak dibagikan warganet di jagat media sosial itu dibarengi banyak kesedihan. Penggemar micin menangis, lantaran terancam tak bisa merasakan gurihnya rasa rumput laut pada Lays, renyahnya rasa jagung bakar Cheetos, dan pedasnya Doritos Nachos.
"Nangis, sedih banget Lays sayangku cintaku, one of my reason still alive untill right now," tulis akun @fud** dua jam lalu.
Kesedihan serupa juga dicuitkan akun @kalopssi**. "Tidak, kenapa harus Lays," cuitnya sambil mengunggah gambar sedang menangis.
Sementara, akun @asian** bersedih lantaran tiga snack tersebut adalah kegemarannya. "Doritos, Cheetos, Lays, mau berhenti produksi di Indonesia kah, terus saya makan ciki apa," cuitnya.
Namun, ada pula warganet yang lebih tegar menghadapi ancaman perpisahan dengan tiga snack ini. "Tidak ada Doritos masih ada Maitos, tak ada Lays masih ada Piattos, tak ada Cheetos masih ada Twistko. Tenang, ada solusi di setiap ujian," cuit akun @hubby**.
Akuisisi
Seperti diketahui, berhenti berproduksinya tiga snack tersebut sebagai dampak berkhirnya lisensi perjanjian antara IFL dan Pepsico Inc. Sehingga, PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk tak boleh lagi meproduksi makanan yang sebelumnya diberikan lisensinya oleh Pepsico Inc.
"Sehubungan dengan dilakukannya transaksi, maka IFL akan mengakhiri perjanjian lisensi dengan PepsiCo, yang harus sudah diselesaikan dalam waktu 6 bulan dari sejak tanggal dilakukannya transaksi," tulis Corporate Secretary ICBP Gideon A. Putro dikutip dari Detik.
"Fritolay, PepsiCo dan atau pihak afiliasi lainnya tidak boleh memproduksi, mengemas, menjual, memasarkan atau mendistribusikan produk makanan ringan apapun di Indonesia yang bersaing dengan produk IFL selama 3 tahun sejak berakhirnya masa transisi," lanjutnya.
Diketahui, nilai transaksi dari aksi beli saham tersebut mencapai Rp 494 miliar atau sebanyak 49 persen dari total seluruh saham yang telah diterbitkan IFL.
Kini, kepemilikan saham ICBP dalam IFL menjadi 99,99 persen dari total seluruh saham yang diterbitkan IFL. (Det/Twi)