Chapter 2 Koko, Lebih Aerodinamis Dibandingkan Rere
Chapter 2, produsen sepeda asal New Zealand meluncurkan sepeda aero terbarunya. Diberi nama Koko. Dalam bahasa Maori, Koko artinya terbang. Melengkapi line up Chapter 2 yaitu Tere dan Rere.
Koko lebih aero dibandingkan Rere. Dengan tubing yang bentuknya berbeda, tingkat kekakuan yang lebih tinggi. Bisa dipasangi ban yang lebih gendut, dan seat clamp yang bisa dibalik sehingga membuat cyclist bisa memilih tingkat kenyamanannya.
Koko memang dibuat sebagai sepeda aero, nampak dari seat tube yang dibuat melengkung mengikuti roda belakangnya. Juga dropped seatstay diaplikasikan agar lebih nyaman dan lebih aerodinamis.
Sedangkan downtube yang berbentuk kammtail ini juga ada lekukan untuk mengakomodasi lekukan roda depan. Dipadukan dengan crown dari fork yang dimodel seolah menyatu dengan downtube. Tentu ini untuk meningkatkan aerodinamika karena tidak ada ruang antara crown fork dengan downtube.
Untuk bentuk pertemuan seat stay dan seat tube nampak lebar sebelum akhirnya bertemu di bagian bawah pemegang wheelset belakang. Dengan ruang besar ini, Koko bisa dipasangi ban hingga ukuran 32 mm depan belakang.
Frame Koko ini menggunakan desain bentuk Kammtail. Berbeda dengan Rere yang berbentuk aerofoil. Diklaim, frame Koko ini lebih meningkatkan stiffness (kekakuan).
Sekitar 13,35 persen kekakuan meningkat di area bottom bracket dan 35 persen kekakuan di sekitar head tube. Jadi Koko lebih responsif dibandingkan Rere, secara teori.
Begitu pula kenyamanan diperhatikan oleh Mike Pryde, owner Chapter 2. Koko bisa dipasangi ban ukuran 32 mm. Juga seat clamp bisa dibalik untuk menawarkan dua tipe kenyamanan. Yang nomal sudah nyaman, apabila dibalik, maka akan menaikkan kenyamanan hingga 8,5 persen.
Koko ditawarkan dalam dua warna. Gloss black dan cobalt + green limited edition. Untuk yang limited ini, Mike terinspirasi dari warna blue spring dari sungai Waihou.
Secara geometri, Koko dan Rere tidak terlalu beda jauh. Perbedaan utamanya hanya di BB drop yang 73 mm untuk Koko yang menggunakan BB sistem T47 ini. Sehingga 5 mm lebih drop dibandingkan Rere. Tujuannya untuk lebih stabil juga mengakomodasi ban yang lebih gendut untuk Koko.
Untuk bobot, Koko size medium diklaim berbobot 1,139 gram. Lebih ringan 90 gram dibandingkan Rere karena bentuk fork dan seatpost yang berbeda.
Koko hanya bisa dipasangi grupset elektronik, Shimano Di2 atau Campagnolo EPS. Khas sepeda jaman now, handle bar stem dibuat integrated dan kabel internal. Chapter 2 menggunakan Mana handlebar stem. (yudy hananta)
Advertisement