Changmin TVXQ Sumbang Rp828 Juta untuk Atasi Kebakaran Amazon
Salah satu idola K-Pop, Changmin yang merupakan personil grup TVXQ, menyumbangkan uang sebesar Rp 828 juta. Ia ingin membantu mengatasi kebakaran hutan Amazon.
Dilansir dari Forbes, salah satu perwakilan dari kantor Greenpeace di Seoul mengatakan uang tersebut akan membantu penelitian di daerah yang hancur. Selain itu untuk memulihkan kerusakan akibat kebakaran.
Changmin TVXQ menyumbang sebagian penghasilannya dari bisnis lini fashion pribadi edisi terbatasnya. Koleksi yang dirancang oleh penyanyi 31 tahun ini berjanji bahwa sebagian dari penjualannya akan disumbangkan untuk amal yang bergerak di bidang lingkungan bahkan sebelum kebakaran hutan Amazon terjadi.
Kebakaran hutan yang berlangsung selama sebulan tersebut setidaknya sudah kehilangan sebesar ribuan mil yang menjadi rumah bagi penduduk asli, hewan dan tumbuhan yang terancam punah, dan yang paling penting adalah sumber oksigen bagi bumi.
Kontribusi Changmin TVXQ untuk upaya bantuan ini memberikan harapan bahwa seluruh dunia sedang mengalami krisis lingkungan.
Bagaimana Nasib Hewan-hewannya?
Serentetan kebakaran di Amazon kali ini merupakan yang terburuk sejak 2010. Brasil, yang merupakan rumah dari setengah hutan hujan Amazon, telah mengalami sejumlah besar kebakaran pada 2019.
Institut Nasional untuk Penelitian Luar Angkasa Brasil (Inpe) mengatakan data satelitnya menunjukkan peningkatan 76 persen pada periode yang sama pada 2018.
Angka-angka resmi menunjukkan lebih dari 87.000 kebakaran hutan dicatat di Brasil dalam delapan bulan pertama tahun ini. Jumlah tertinggi sejak 2010. Itu dibandingkan dengan 49.000 pada periode yang sama pada 2018.
Badan Antariksa Nasional AS (NASA) mengonfirmasi rekaman dari sensor satelitnya juga mengindikasikan bahwa 2019 adalah tahun paling aktif selama hampir satu dekade.
Lalu, bagaimana nasib hewan-hewan yang ada di hutan yang menjadi salah satu paru-paru dunia itu?
Amazon berisi beberapa juta spesies serangga, tanaman, burung, dan bentuk kehidupan lainnya, banyak yang masih belum tercatat.
Satwa liar utama termasuk jaguar, manatee, tapir, rusa merah, capybara, banyak jenis hewan pengerat lainnya, dan beberapa jenis monyet.
Seperti dikutip dari express.co.uk, William Magnusson, seorang peneliti spesialis pemantauan keanekaragaman hayati di National Institute of Amazonian Research (INPA) di Manaus, Brasil mengatakan, "Di Amazon, tidak ada yang dapat menyesuaikan diri dengan kebakaran."
Menurut dia, semakin banyak kebakaran buatan telah menjangkiti Amazon dalam beberapa tahun terakhir, membahayakan ekosistem dan mengancam binatang yang tinggal di sana.
Hewan besar yang bergerak cepat seperti jaguar dan puma mungkin dapat melarikan diri, seperti halnya beberapa burung.
Tetapi hewan termasuk sloth atau trenggiling, serta makhluk yang lebih kecil seperti katak dan kadal, dapat mati karena mereka tidak bergerak atau melihat api dengan cukup cepat.
Hewan air sebagian besar aman dalam jangka pendek.
"Kebakaran ini dapat mengubah aliran energi ekosistem dan memiliki efek pada seluruh rantai makanan," beber William Magnusson.