Chairil Anwar Harap Kedua Tim Tidak Mudah Terprovokasi
Pengamat asal Jatim yang juga mantan pemain Persebaya, Chairil Anwar mengakui bahwa duel antara Arema lawan Persebaya sejak dulu berlangsung panas. Maka, ia meyakini duel kedua tim pada pekan ke-24 Liga 1 2018 di Stadion Kanjuruhan, Malang, akan menjadi berjalan dalam tensi tinggi.
"Rivalitas Arema dan Persebaya itu tidak akan menurun sampai kapan pun. Ketika saya masih jadi pemain, lawan Arema pasti panas. Dari cerita senior-senior saya dulu juga begitu," tuturnya.
Pria yang kini berprofesi sebagai pelatih klub Liga 3 di Jatim ini pun berharap, panasnya pertandingan antara Arema kontra Persebaya kali ini hanya di dalam lapangan. Bukan hanya itu, pria yang akrab disapa Pace ini meminta pemain dari kedua tim saling respek meski semangat untuk memenangkan pertandingan sangat besar di benak mereka.
"Menang kalah dalam sebuah pertandingan itu sudah biasa. Tapi jangan sampai ada niat atau upaya kotor demi meraih kemenangan. Pemain jangan mudah tersulut emosi yang akan merugikan dirinya sendiri maupun sepak bola Indonesia," tutur Pace.
Pace juga mengirim pesan khusus untuk pemain Persebaya, supaya mereka tidak mudah terprovokasi. Sebab, untuk laga sepanas ini, ia meyakini emosi pemain mudah meledak.
Benar saja, jika menilik kembali ke belakang, duel yang mempertaruhkan gengsi dan reputasi kedua tim ini dipastikan berjalan panas hingga laga bubar. Setidaknya, dua kartu merah yang dikeluarkan wasit untuk Oktafianus Fernando di kubu Persebaya, dan Hendro Siswanto di pihak Arema FC menggambarkan betapa panasnya laga yang melibatkan kedua tim ini.
"Semangat tak mau kalah yang diusung pemain kedua tim bisa jadi kembali menjadikan bentrokan ini berjalan keras. Selama tidak kasar, saya rasa itu masih dalam koridor fairplay. Semoga semua bisa menahan diri supaya di luar (suporter kedua tim) juga tidak mendidih," redamnya.
Target Curi Poin
Persebaya Surabaya membidik target mencuri poin di kandang Arema FC pada laga Derbi Jatim di pekan ke-24 Liga 1 2018, Jumat 6 Oktober 2018 di Stadion Kanjuruhan, Malang.
Butuh kerja ekstra keras bagi tim berjulukan Bajul Ijo itu untuk merealisasi target tersebut. Pasalnya, sebagai tuan rumah, Arema FC bakal tampil dengan kekuatan penuh. Sementara Persebaya harus kehilangan beberapa pemain pentignya.
Bukan hanya itu, teror dan tekanan yang diberikan pendukung tuan rumah sepanjang pertandingan menjadi keuntungan tersendiri bagi Singo Edan. Apalagi Arema FC berambisi untuk membalas kekalahan 0-1 di putaran pertama Liga 1 di kandang Persebaya pada 6 Mei 2018 lalu.
Panasnya duel ini pun sudah terasa sejak keduanya menyelesaikan pertandingan di pekan ke-23 lalu. Bahkan ketika kompetisi kasta tertinggi dihentikan sementara oleh PSSI menyusul tewasnya suporter Persija, Haringga Sirla, lebih dari sepekan, atmosfer itu tak menurun.
Kini, sehari menjelang duel itu berlangsung, tingginya tensi bentrokan Arema FC kontra Persebaya terus bertambah.
Dimulai dengan saling sesumbar antar pemain kedua tim, perang urat syaraf itu menjadikan laga ini menyita perhatian besar di kalangan pecinta sepak bola tanah air. "Sesumbar itu bagian dari strategi. Itu sah-sah saja. Tapi alangkah sesumbar itu juga ditunjukkan dalam wujud kerja keras dan respek pada lawan," tutur Uston Nawawi, legenda Persebaya lainnya.(Nas)