Cewek Itu Dibunuh Dulu, Barulah Diperkosa
Oleh: Djono W. Oesman
Ini seks menyimpang. Sahrul, 23, berkencan pertama dengan Tari, 21, di alun alun Banyumas, Jateng. Pulangnya saat dibonceng motor, payudara Tari mepet di punggung Sahrul. Memicu nafsu seks. Sahrul mengarahkan motor ke tempat sepi. Tari dibunuh dulu, barulah mayat itu diperkosa.
—----------
MENGAPA Sahrul membunuh? “Takut ketahuan kalo perkosa,” jawab Sahrul di acara pers rilis di Mapolresta Banyumas, Jumat, 5 Januari 2024.
Jawaban aneh. Tapi, begitulah juga pengakuan tersangka Sahrul ke penyidik Polres Banyumas. Dalam perjalanan naik motor berdua, Sahrul sudah niat memperkosa, tapi Tari (dalam pikiran Sahrul) harus dibunuh dulu, barulah diperkosa.
Di depan para penyidik dan wartawan, Sahrul menceritakan perkenalannya dengan Tari. Lewat facebook, September 2023. Dilanjut bertukar nomor WA. Sejak itu mereka komunikasi asmara via chat WA. Lalu mereka sepakat ketemuan. Ditentukan, ketemu Senin, 25 Desember 2023. Sahrul janji akan menjemput Tari.
Di hari janjian itu Sahrul tiba di rumah Tari sekitar pukul 19.30 WIB. Ia naik motor. Itulah kencan pertama mereka. Berboncengan menuju alun alun Banyumas. Makan bakso. Di keramaian alun alun. Sederhana. Tapi dunia bagai milik mereka berdua.
Pulangnya, mereka kian akrab. Dalam perjalanan motor, tubuh Tari kini menempel ke punggung Sahrul. Sahrul mengaku terangsang seksual. Berniat memperkosa Tari.
Lalu motor diarahkan ke tempat sepi. Berhenti di pabrik pengolahan batu bata di Desa Pliken, Kecamatan Kembaran, Kabupaten Banyumas. Sepi sekali. Sekitar pukul 22.00 WIB.
Tari pun menurut saja, karena merasa sudah akrab.
Saat Tari lengah, Sahrul menghantam kepala Tari dengan balok bambu yang ditemukan di situ. Sekonyong-konyong. Dikeprukkan berkali-kali. Tari kelojotan. Sampai tak bergerak lagi.
Setelah itu Sahrul melucuti pakaian tari, memperkosanya. Puas. HP Tari dan dompet isi KTP serta uang Rp 385 ribu diambil Sahrul. Akhirnya ia kabur.
Hasil otopsi jenazah korban: "Luka memar di kepala, jejak jerat di leher, patah tulang iga, pendarahan bagian dalam dada kanan, dan pendarahan liver."
Esoknya, pagi-pagi pemilik pabrik batu bata, Aroh, 67, menemukan tubuh Tari setengah telanjang. Ia segera lapor polisi. Esoknya lagi, polisi mengetahui identitas korban, karena saat ditemukan tanpa surat identitas. Polisi melacak sinyal HP korban. Diketahui, posisinya di Yogyakarta. Diburu.
Sahrul ditangkap polisi di Banyumas, persis sepulang dari Yogyakarta, Minggu, 31 Desember 2023 malam. Ia dikenakan Pasal 340 KUHP, pembunuhan berencana. Ancaman hukuman mati.
Barangkali, Sahrul mengidap kelainan perilaku seks, disebut nekrofilia. Ini bukan bentuk baru. Sudah dikenal di dunia kedokteran jiwa sejak abad ke-17. Tapi baru diklasifikasi World Health Organization (WHO) tahun 2000-an. Diklasifikasi dalam International Classification of Diseases - ICD). Disusul kemudian oleh American Psychiatric Association sebagai Diagnostic and Statistical Manual - DSM).
Prof Anil Aggriwal dalam bukunya berjudul: Necrophilia: Forensic and Medico-legal Aspects (CRC Press, 2016) menyebutkan, istilah ‘necrophiles’ pertama kali dikatakan oleh dokter Belgia bernama Joseph Guislain dalam ceramah ilmiah bertajuk: Leçons Orales Sur Les Phrénopathies, pada 1850. Di situ Guislain mengulas kasus François Bertrand yang menderita nekrofilia. Bertrand cuma suka berhbungan seks dengan mayat perempuan. Ia tidak tertarik pada perempuan hidup.
Prof Aggriwal adalah guru besar kedokteran forensik di Maulana Azad Medical College, New Delhi, India. Ia dalam bukunya menyebutkan, Dokter Joseph Guislain dalam ceramahnya mengulas, pengidap nekrofilia, François Bertrand.
Menurutnya, itu bukan penyakit jiwa baru, tapi sudah kuno. Itu frenopati (Abnormalitas Mental, berupa gangguan perilaku dan emosi yang terwujud dalam perilaku seksual menyimpang).
Prof Aggriwal menyebut, nekrofilia sudah ditemukan di Mesir kuno. Terbukti, Herodotus menulis dalam risalah bertajuk: The Histories disebutkan bahwa, untuk mencegah hubungan intim dengan mayat, warga Mesir kuno membiarkan wanita cantik yang sudah meninggal, membusuk lebih dulu selama sekitar tiga atau empat hari, sebelum dibalsem kemudian dimakamkan.
Karena, nekrofil cuma suka berhubungan seks dengan mayat perempuan yang masih hangat (baru meninggal). Mereka ogah dengan bangkai.
Herodotus juga menduga, bahwa tiran Yunani, Periandros (berkuasa tahun 627–585 SM) telah menajiskan mayat istrinya, menggunakan kalimat metafora: "Periandros memanggang rotinya dalam pemanggang dingin."
Tindakan nekrofilia digambarkan pada keramik dari budaya Moche, yang berkuasa di Peru utara dari abad pertama hingga ke-8 Masehi.
Kaisar Tiongkok, Murong Xi (385–407 Masehi) dari negara bagian Yan Akhir, melakukan hubungan intim dengan jenazah permaisuri kesayangannya Fu Xunying setelah permaisuri dimasukkan ke dalam peti mati.
Serta banyak contoh lain yang membuktikan, kelainan seks itu sudah tersebar sejak ribuan tahun lalu.
Dikutip dari The Guardian, Rabu, 15 Desember 2021, berjudul: David Fuller jailed for murder of two women and abuse of over 100 corpses, malah memberitakan bahwa mantan petugas rumah sakit di Inggris, David Fuller (waktu diberitakan ia berusia 67) dijatuhi hukuman penjara seumur hidup, tanpa pembebasan bersyarat di Pengadilan Mahkota Mildstone, Inggris, Rabu, 15 Desember 2021.
Dikisahkan, Fuller terbukti membunuh dua perempuan cantik: Wendy Knell, 25, dan Caroline Pierce, 20. Setelah dua perempuan itu meninggal, diperkosa Fuller.
Setelah diselidiki mendalam polisi Inggris, ternyata David sudah memperkosa sekitar 100 mayat perempuan cantik, selama pria lajang itu bekerja sebagai petugas rumah sakit. Itu diungkap polisi, yang sebelumnya ditutupi oleh pihak rumah sakit tempat Fuller bekerja.
Jadi, nekrofilia selain sudah lama ada, juga bersifat permanen, sampai tua. Belum dijelaskan dunia kedokteran, penyebab pasti kelainan ini. Beberapa ahli psikiatri bersilang pendapat soal ini.
Rata-rata mereka berpendapat, pengidapnya takut berhubungan seks dengan perempuan hidup. Jika suatu saat mereka tertarik pada perempuan hidup, mereka akan menunggu sampai perempuan itu meninggal. Kalau, ia bisa memperkosa mayatnya.
Sahrul di Banyumas belum tentu nekrofil, walaupun tanda-tandanya kelihatan. Polisi belum mengungkap, apakah ia pernah berhubungan seks dengan perempuan hidup? Tapi, bukan tugas polisi untuk mengungkap itu.
Dari kronologi kencan Sahrul, ia sudah diberi sinyal oleh korban, untuk bisa lebih intim. Sahrul juga sudah menangkap sinyal tersebut.
Sayang, pemikiran Sharul bukan mengarah keintiman normal. Melainkan keintiman kriminal. Yang menyimpan
*) Wartawan senior
Advertisement