Cetak Penghafal Al-Quran, Tiap Subuh Wajib Setor Hafalan
Orang tua mana yang tidak menginginkan memiliki putra-putri penghafal Al-Quran. Jawabannya ada di Pondok Pesantren Tahfidh Manba’ul Qur’an Porong Sidoarjo. Pesantren yang berada di Jl. Arteri Baru, Porong, Kec. Gempol, Sidoarjo ini setiap tahunnya berhasil mencetak para penghafal Al-Quran.
Meski demikian, pondok tahfidh yang mengkhususkan diri dalam mempelajari ilmu-ilmu al-Quran ini, tidak mewajibkan santri yang baru masuk pondok untuk langsung mengahafal Al-Quran. Pasalnya, setiap santri akan dilihat kemampuannya dalam membaca, penguasaan tajwid dan makhorijul huruf.
Pengasuh Ponpes Manba’ul Qur’an Porong, Sidoarjo, Muhibbudin mengatakan, bahwa untuk mewujudkan Ahlul Qur’an di dalam keluarga, merupakan sebuah amanah besar dan berat bagi guru dan orang tua.
“Amanah ini harus kita jalankan sampai kita atau anak kita yang wafat. Sebab balasan kebaikan dan keberkahannya pun tidak hanya ketika kita atau anak kita masih hidup, tapi juga sampai kelak di akhirat jika kita mampu membantu dan memotivasi prestasi hafalan Al-Qur’an,” ungkap Gus Muhib saat menemui rombongan dari Enesis Group ketika berkunjung di ponpes tersebut, Kamis (19 Oktober 2023).
Di pesantren yang diasuhnya kini, kata Gus Muhib, kebanyakan adalah santri berusia anak-anak. Sedangkan yang berusia remaja tingkat SMP dan SMA, jumlahnya tidak begitu banyak. “Dulu di sini (Ponpes Mamba’ul Qur’an) kebanyakan santrinya pelajar SMP dan SMA. Sekarang justru kebanyakan santri berusia jenjang SD,” tutur Gus Muhib.
Untuk mendidik para santri menghafal Al-Quran, Gus Muhib mengatakan, pihaknya telah memberikan waktu khusus bagi santri untuk deres dan setoran bacaan Al-Quran. “Setelah subuh para santri diwajibkan untuk mengaji Al-Quran. Bagi yang sudah memiliki hafalan, bisa setoran ke ustadznya,” kata Gus Muhib yang mengasuh langsung para santri untuk menghafal Al-Quran.
Mendaras Al-Quran sejak Subuh
Selain ba’da subuh, tambahnya, para santri juga diwajibkan untuk mendaras (nderes) atau memperlancar bacaan Al-Quran setiap habis shalat asar hingga pukul 17.00 WIB. “Mereka mulai ba’da asar sampai jam 5 sore, kita minta untuk lalaran ngaji quran,” tuturnya.
Sedangkan bagi para santri yang sudah memiliki hafalan, kata Gus Muhib, mereka diminta untuk muroja’ah atau mengulang hafalan setiap habis maghrib.
“Setelah isya’ kita juga menyiapkan waktu bagi para santri yang punya hafalan untuk setoran hafalan. Jika tidak setoran, mereka wajib mengikuti kegiatan belajar bersama,” katanya.
Dengan jadwal keseharian seperti itu, lanjut Gus Muhib, banyak santri yang lulus dari Ponpes Manba’ul Qur’an sudah hafal Al-Quran. Meski tidak semua santri bisa merampungkan 30 juz menghafal Al-Quran.
Menurutnya, untuk santri yang jenjang SD, rata-rata sudah bisa menghafal 10 juz. “Alhamdulillah, santri yang telah berjuang selama 6 tahun (jenjang SD) dengan prestasi hafalan rata-rata 10 juz. Dengan prestasi ini insyaallah putra putri kami termasuk salah satu hamba pilihan Allah yang disiapkan untuk menjadi anggota keluarga Ahlul Qur’an,” imbuhnya.
Dari rata-rata hafalan tersebut, kata Gus Muhib, kualitas kelancaran hafalan mencapai 85 persen, dan kualitas bacaan 90 persen. “Mari bersama-sama memperbaiki dan sempurnakan niat dan cara berinteraksi dengan Al-Quran, agar tujuan Al-Quran diturunkan bisa menjadi penerang, petunjuk hidup bahagia dan selamat di dunia dan akhirat dapat terwujud dalam diri dan keluarga kita semua,” kata Gus Muhib usai menerima bantuan CSR (Corporate social responsibility) berupa produk kesehatan Plossa.
Ia pun mengaku berterima kasih dengan bantuan tersebut. Menurutnya, produk ini cukup membantu para santri untuk bisa lebih fresh dalam mengaji. “Alhamdulillah, produk ini bisa bermanfaat bagi santri,” ungkapnya.
Sementara itu, Brand Activation Executive Enesis Group Jatim, Latif Hendra Sukmana mengaku, bangga bisa mensupport semangat santri untuk mengaji. “Enesis Group tentunya berterima kasih karena diberi kesempatan bisa menyalurkan CSR ke Ponpes Manba’ul Qur’an,” katanya.
Dalam kesempatan tersebut, Latif bersama tim kemudian memberikan edukasi kepada para santri tata cara penggunaan dan manfaat dari plossa. “Plossa dapat digunakan sebagai alat relaksasi tubuh dan pikiran, terutama yang sering stress, kurang tidur, pegal-pegal, sakit kepala, atau yang butuh kerokan,” jelasnya.
Dikatakannya, manfaat Plossa cukup banyak dan bisa membantu santri lebih semangat mengaji. “Baunya segar untuk sakit flu, batuk, sakit kepala, dan masuk angin, cocok kalau pakai ini (Plossa). Terima kasih, semoga manfaat,” pungkasnya.
Advertisement