Cerutu, Sumber Devisa dan Popularitas Indonesia
Saya lahir dan besar di Kudus, sehingga sejak usia muda sudah mengenal tembakau sebagai bahan utama rokok kretek. Seperti anak muda lainnya, menghisap rokok kretek seperti Djarum, Jambo Bol, Sukun, Gudang Garam merupakan suatu hal yang lumrah, meskipun hanya sekadar untuk iseng atau supaya dianggap keren.
Namun baru mengenal cerutu ketika bertugas dan menetap di Arab Saudi pada sekitar 1981. Karib saya, seorang pejabat Saudi menunjukkan cerutu merk Cohiba made in Jerman. Teman saya itu mengatakan bahwa cerutu tersebut paling mahal karena rasanya paling nikmat. Ia menambahkan bahwa bahan pembuat cerutu made in Cuba tersebut berasal dari Indonesia.
Ketika Presiden Abdurrahman Wahid berkunjung ke Cuba, beliau memberi saya cindera mata berupa beberapa cerutu Kuba hadiah dari Presiden Fidel Castro. Sambil bergurau beliau mengatakan bahwa cerutu paling besar ini buatan para janda, cerutu sedang ibu rumah tangga, sedang yang paling kecil dibuat para gadis. Kata Presiden Castro, cerutu paling enak yang paling besar, bikinan para janda.
Ketika saya pindah tugas ke Damaskus Syria, penggemar cerutu rupanya banyak juga. Seorang redaktur koran pemerintah, wartawan senior ketika bertamu ke Kedutaan Besar RI , ia menunjukkan cerutu kegemarannya. Cerutu lokal dan mengatakan bahwa bahan tembakau dari Indonesia, tetapi tembakaunya diimport dari Bremen, Jerman Barat yang merupakan pusat penjualan tembakau dunia dan yang terbanyak tembakau Indonesia.
Bahkan teman saya tersebut mampu menyebutkan jenis tembakau cerutunya. "Campuran tembakau Jember dan Deli, merupakan kombinasi tembakau yang menghasilkan rasa cerutu yang sangat nikmat," katanya.
Menghisap cerutu menjadi salah satu media dalam melancarkan komunikasi dalam pergaulan diplomatik termasuk kalangan intel di Damaskus ketika itu. Tentu saja saya harus menyesuaikan diri sesuai dengan kondisi lapangan, meskipun kalau berada di dalam rumah tidak boleh merokok oleh isteri. "Bikin pusing," katanya.
Ketika masih sekolah di SMA, bapak saya memperkenalkan juragan tembakau asal Kudus namanya pak Maskat. Beliau eksportir tembakau ke Jerman terutama tembakau dari Jember karena beliau mempunyai kebun tembakau di daerah tersebut dan juga membeli tembakau milik petani tembakau setempat untuk diekspor.
Setiap menghisap cerutu saya selalu teringat tembakau Deli dan Jember serta tembakau Kuba. Bahan sebagai pelapis luar cerutu umumnya berasal tembakau dari Kuba. Dan saya dengar, di Jember pohon tembakau pelapis luar cerutu eks-Kuba kini sudah ditanam, sehingga bisa meningkatkan kualitas cigar atau cerutu dalam negeri.
Dr. KH. As'ad Said Ali
Pengamat sosial-politik, Mustayar Pengurus Besar Nahdlatul Ulama periode 2022-2027, tinggal di Jakarta.
Advertisement