Cerpen Sego Tabok’an Dibaca di Dapoer Mawar Surabaya
Bagi sebagian masyarakat besar Sidoarjo sudah tidak asing dengan sego tabok’an. Warung yang menjual sego tabokan berada di mana-mana. Demikian juga dengan penikmat sego tabok’an, cukup banyak, mulai dari kelas bawah hingga kelas menengah.
Sego tabok’an hanya terdiri dari nasi, sambal terbuat dari tempe yang diulek lembut dengan cabai dan kecap. Lauknya tempe dan lento. Sego tabok’an paling terasa nikmat kalau dimakan ketika nasinya masih panas. Di Sidoarjo harga tabok’an rata-rata Rp 5000 per porsi atau bungkus.
Fenomena sego tabok’an yang “digilai” semua lapisan masyarakat, mulai bawah sampai kelas menengah, menginspirasi cerpenis asal Surabaya, Leres Budi Santoso, menuliskannya dalam cerpen Bahasa Suroboyoan. Judulnya Sego Tabok’an.
Cerpen pria yang kini tinggal di Sidoarjo ini dibacakan di Dapoer Mawar Surabaya, Jl. Mawar 54 Surabaya, pada Sabtu 18 Desember 2021 pukul 19.00 WIB, untuk menyemarakkan pameran lukisan tunggal Desemba Titahelluwa. Pameran Desemba sendiri dibuka 10 Desember 2021. Selama pameran, setiap malam digelar pementasan kesenian dan diskusi tentang kesenian.
Selain pembacaan cerpen karya Leres Budi Santoso, juga pembacaan puisi oleh Soetanto Soepiadhy, ahli hukum tata negara yang juga penyair, dan musikalisasi puisi oleh Vanessa Helen Martinus. Helen menyanyikan dua puisi duet dengan adiknya, Jacqueline. Puisi yang akan dinyanyikan berjudul Surabaya Mari Bicara Empat Mata (karya Viddy Alymahfoedh Daery), dan Jangan Menangis Indonesia (karya Akhudiat).
Selain Sego Tabok’an, cerpen karya Leres Budi Santoso lainnya yang dibacakan nanti malam adalah Gantangan. Cerpen Sego Tabok’an dibaca Imam CB, aktor teater dan pengajar teater Sekolah Tinggi Kesenian Wilwiltikta (STKW) Surabaya, dan Ndindi Indijati, aktris teater Bengkel Muda Surabaya. Pembacaan cerpen akan diiringi musik Gattot Strenkali. (bud)
Advertisement