Rapid Test Non Reaktif Bisa Menjadi Positif Covid-19
Ketua Gugus Tugas Kuratif Jawa Timur, dr Joni Wahyuhadi mengatakan, non-reaktif rapid test ternyata bisa jadi positif swab test. Itu dibuktikan dengan kasus driver ojek online beberapa waktu lalu.
Berdasarkan data 2-3 persen pasien positif Covid-19 berasal dari rapid test non reaktif. Hal ini karena dalam tubuh manusia belum terbentuk antibodi untuk melawan virus.
"Justru yang hasil rapid testnya non reaktif ini harus kita waspadai, karena dia belum terbentuk antibodi," kata Joni, Rabu 10 Juni 2020 di Gedung Negara Grahadi.
Selain PCR, kata Joni, untuk melihat ada atau tidak virus corona dalam tubuh bisa menggunakan TCM (tes cepat melekuler). Test ini biasa digunakan untuk pasien yang menderita penyakit Tubercolosis (TBC). Bahkan, test TCM saat ini sudah dilakukan beberapa daerah.
Setidaknya sudah delapan kabupaten yang sudah menggunakan TCM. Rencananya, akan bertambah dua kabupaten lagi. Total sudah ada 3.203 pasien yang dilakukan test dengan TCM tersebut.
"Beberapa rumah sakit di daerah sudah kita libatkan. Kalau di Kota Kediri ada RSUD Gambiran, di Tulungagung ada RSUD dr Iskak, dan di Sidoarjo ada RSUD. Nah kalau kita di RSUD Dr Soetomo pakainya PCR. Kemudian di RSUD Soegiri Lamongan," katanya.
Tambah Joni, cara yang kedua yaitu dengan menggunakan CT Scan atau foto thorax. Di CT Scan terdapat Groundglass oppacity appareance. Di dalam foto thorax ini pasien bisa dipastikan terinfeksi Covid-19 karena di dalam paru-paru tampak ada cairannya.
Sistem itu yang dilakukan oleh rumah sakit Mitra Keluarga dalam memerika driver ojek online. Meskipun rapid testnya non reaktif, tapi ternyata secara poto thorax dia positif Covid-19. Setelah diswab driver tersebut ternyata juga positif Covid-19.
"Hasil foto thorax kita lihat ada cairan di paru-paru, tapi pasien dia tidak ada gejala atau OTG. Dirapid test ternyata hasilnya non reaktif. Eh, saat diswab hasilnya positif. Ini yang bahaya," kata Joni.
Karena itu, Joni berharap masyarakat untuk berhati-hati jika keluar rumah. Sebab, banyak pasien yang ternyata Orang Tanpa Gejala (OTG) di Jatim mencapai 20.000 lebih.
Advertisement