Ceritakan Palestina, Film Farha di Netflix Diprotes Israel
Film Farha, mendapat protes dari politisi Israel. Film karya sutradara asal Yordania, Darin Sallam, mengisahkan invasi Israel ke Palestina di tahun 1948, dari kisah salah satu penyintasnya. Peristiwa 1948 sendiri dikenal sebagai Nakba, kekacauan yang selalu diingat setiap tahun.
Film Farha
Film tersebut berkisah tentang remaja Palestina. Dalam kerusuhan itu, sosok anak perempuan ini berhasil selamat, setelah bersembunyi dan menyaksikan kebrutalan tentara Israel membantai seluruh keluarganya, termasuk saudaranya yang masih bayi.
Tentara Israel menyerbu desanya di tahun 1948. Di tahun itu, sedikitnya 700 ribu warga Palestina terusir dari tanahnya sendiri.
Film yang terinspirasi dari kisah nyata ini, telah diputar di banyak festival. Netflix pun menyediakan Farha sebagai salah satu pilihan film dalam aplikasi mereka. Netflix merilis film ini per 1 Desember 2022.
Protes Israel
Film tersebut memancing protes dari Israel. Politisi Avigdor Lieberman, Menteri Keuangan dari Partai Kanan Jauh, mengutuk film tersebut dan menyebut upaya Netflix memutar film tersebut adalah hal yang gila.
"Sangat gila bila Netflix memutar film yang tujuannya menciptakan pretensi yang salah pada tentara Israel," katanya dikutip dari Middle East Eye, Minggu 4 Desember 2022.
Lieberman juga mengancam akan mencabut bantuan untuk bioskop Arab-Hebrew di Jaffa, di mana film ini diputar.
Hal serupa juga disampaikan oleh Menteri Budaya Israel, Hili Tropper. Menurutnya menunjukkan film di depan warga Israel akan menjadi hal yang memalukan. Sebab film itu berisi kebohongan dan fitnah.
Kata Sutradara Farha
Darin Sallam sendiri mengaku ingin membuat film tentang Nakba, setelah mendapat cerita dari ayahnya.
Menurutnya, kisah dari filmnya bahkan menempel kuat di benaknya. Sebab sutradara perempuan ini juga memiliki gangguan klaustrofobia, ketakutan berada di ruangan yang sempit.
Ia mengaku jika kesaksian perempuan yang bersembunyi di ruang sempit sangat berkaitan dengan dirinya, sehingga ia memutuskan menyertakan gambaran ketakutan itu di dalam filmnya.
"Saya tak takut menceritakan kebenaran. Bukan karena sikap politik, tetapi karena kesetiaan saya atas kisah yang saya dengar," katanya.
Sikap Sallam pun mendapat banyak dukungan dari netizen. Di antaranya, Rohan Talbot, pekerja di Medical Aid. Ia memuji sikap Netflix memutar film itu. "Saya harap ini tidak akan terbungkam karena kampanye ujaran kebencian yang berusaha mencegah agar suara Palestina didengar," katanya.
Sementara, peristiwa Nakba sendiri telah banyak didokumentasikan. Namun, dokumenter ini tak pernah dipublikasikan secara luas di Israel.
Sejumlah sejarawan Israel sendiri, termasuk di antaranya Ilan Pappe dari Universitas Exeter, telah menulis secara ekstensif tentang kekejaman Israel dalam upayanya mendirikan negara.