Cerita UMKM di Surabaya Buat Merchandise Piala Dunia U-17
Geliat Piala Dunia U-17 di Kota Surabaya semakin terasa. Setelah warga menghias kampungnya dengan mural maskot Piala Dunia U-17, kini UMKM di Surabaya juga sudah mulai memproduksi merchandise Piala Dunia U-17 itu.
Salah satunya adalah UMKM Indogift yang lolos kurasi oleh Dinas Koperasi Usaha Kecil dan Menengah dan Perdagangan (Dinkopdag) Kota Surabaya. Ditemui Ngopibareng.id lokasi UMKM tersebut ada di kawasan Jalan Kartini 123 D, Surabaya.
Livia Astria selaku Owner Indogift mengatakan, pihaknya sudah mulai memproduksi merchandise Piala Dunia U-17 khas Surabaya sejak dua minggu lalu. Adapun merchandise yang dibuat adalah gantungan kunci, tempelan kulkas, stand akrilik dan kaos.
Desain merchandise sendiri menggunakan logo komposit yang didesain oleh Pemkot Surabaya, yaitu Sulo dan Bolo.
"Kami sudah menyetorkan sekitar 2 ribu pieces ke Surabaya Kriya Galeri (SKG) Siola. Kami buat puluhan model dari mulai gantungan kunci, tempelan kulkas hingga kaos," ungkapnya.
Saat ini, ujar Livia produksi merchandise dilakukan setiap hari atas permintaan dari Pemkot Surabaya. Rencananya merchandise tersbeut juga akan disebar oleh pemkot ke beberapa hotel.
"Per hari kami bisa memproduksi 100 sampai 200 pieces merchandise. Ada permintaan terus dari Pemkot Surabaya karena rencananya juga akan diletakan di hotel-hotel bukan hanya di SKG saja," ujar Livia.
Untuk pembuatan merchandise sendiri, pihaknya melibatkan lima orang karyawan lainnya. "Mesin untuk membuat akrilik ini memang tidak di Surabaya, karena workshop kami di luar kota tapi semua karyawan orang Surabaya," terang Livia.
Livia menceritakan, adanya momen Piala Dunia U-17 ini adalah peluang besar bagi usahanya untuk berkembang. Usut punya usut rupanya usaha merchandise Livia dan suami ini baru dirintis saat pandemi Covid-19.
Dia dan suami awalnya adalah pengusaha tour and travel, dimana usahanya tersebut berhenti total ketika pandemi.
"Waktu itu saya punya karyawan 15 orang, saya berpikir bagaimana mereka tidak dipecat. Akhirnya, saya buat usaha merchandise ini, konsepnya lebih ke merchandise khas Kota Surabaya, seperti gantungan kunci bus Suroboyo, lambang Kota Surabaya dan lainnya," paparnya.
Meski demikian, bukan berarti pembuatan merchandise Piala Dunia U-17 tak memiliki kendala. Adanya perubahan warna dalam logo komposit juga menjadi salah satu kendalanya.
"Awalnya warna Sulo - Bolo itu berwarna ungu, tetapi dua minggu lalu berubah jadi warna merah. Itu sudah sempat cetak yang salah, tapi tidak masalah karena tidak mencamtukan logo Piala Dunia masih bisa dijual kembali," ungkapnya.
Dalam membuat merchandise, Livia hanya boleh menggunakan logo komposit yang diberikan Pemkot Surabaya. Merchandise yang dibuat tidak boleh mencantumkan maskot resmi Piala Dunia U-17, tulisan atau bahkan menggunakan font yang sama.
Ia dan suaminya, Andreas Hindarto berharap dengan adanya momen ini semakin menambah peluang UMKMnya bertambah besar.
"Harapanya lebih dikenal ditingkat Nasiona, semoga bisa Internasioanal. Ini juga salah satu upaya kami bangkit dari pandemi Covid-19," harap Livia.
"Syukur-syukur bisa mencapai keuntungan 20 hingga 30 lipat dari modal yang dikeluarkan," tambahnya.
Advertisement