Cerita Tempat Pemakaman Khusus Bagi Non Muslim di Kota Jeddah
Kota Jeddah, Arab Saudi, ternya memiliki pemakaman khusus untuk non Muslim. Namanya pemakaman Khawajat (artinya orang asing), terletak di pusat kota, dekat pusat pertokoan Al Balad, tak jauh dari pantai.
Warga Indonesia yang pernah menjalankan ibadah Haji atau Umrah, pasti mengenal Al Balad, karena di pusat pertokoan lama ini dijual segala macam barang, terutama untuk oleh-oleh bagi para jamaah.
Pemakaman Khawajat di Kota Jeddah ini, sejak kemarin jadi perbincangan karena terjadinya ledakan bom, saat diadakan upacara tahunan untuk memperingati Hari Gencatan Senjata, yang menandai berakhirnya Perang Dunia Pertama. Bom meledak saat Konsul Prancis di Jeddah menyampaikan sambutan.
Pemakaman bagi non-Muslim di Kota Jeddah ini tidak banyak diketahui orang. Karena memang tempatnya tersembunyi. Padahal tempat pemakaman ini sudah berabad usianya.
Luasnya sekitar 1.000 meter persegi, terawat dengan baik, dkelilingi dengan tembok tinggi dan pohon-pohon besar yang memberikan keteduhan bagi sekitar 300 makam yang ada di dalam. Tidak seperti makam non Muslim di tempat lain, di Khawajat tiap kuburan hanya ditandai dengan sekeping ubin. Tidak ada konstruksi lain.
Secara historis, perwakilan asing dan kerabat mereka yang tinggal di Jeddah, karena dahulu tidak mudah mengangkut jenazah ke negara asal. Tidak ada papan nama di pemakaman ini.
Abdulrazzaq Abu Dawoud, seorang sejarawan dan peneliti mengatakan kepada Arab News mengatakan, ada cerita yang belum tentu kebenarannya tentang asal-usul pemakaman, yang menurut beberapa orang berusia hingga lima abad.
“Beberapa orang mengklaim bahwa pemakaman itu didirikan selama upaya Portugis untuk merebut kota Jeddah, yang dipimpin oleh Vasco da Gama, pada tahun 1519. Ketika perwakilan diplomatik didirikan di wilayah Hijaz selama pemerintahan Ottoman, negara-negara Barat meminta kuburan untuk warganya , jadi didirikan di selatan Jeddah, di luar tembok kuno kota, ”katanya.
Talaat Ghaith, mantan walikota distrik Ash Shati selama sekitar tiga dekade antara 1985 dan 2015, mengatakan: “Pemakaman itu disebut Pemakaman Kristen, dan dikelola oleh kedutaan negara asing melalui konsulat mereka di Jeddah” - perawatan dan pengawasannya bergilir setiap tahun.
Dikatakannya, kuburan tersebut merupakan tempat pemakaman para mantan perwakilan negara tersebut. "Dahulu memang tidak mudah membawa jenazah ke negara asal, sehingga orang asing yang bertugas di sini apabila meninggal dimakamkan di Khawajat. Tetapi sekarang ketika transportasi udara tersedia setiap jam, membawa pulang jenazah ke negara asal tidak lagi menjadi persoalan. Jadi sekarang tidak ada lagi jenazah orang asing yang dikubur di pemakaman ini," kata Talaat Ghaith. (an/nis)