Cerita Rizky, Pelukis Difabel yang Ikut Serta di PSLI ke-13
Pasar Seni Lukis Indonesia (PSLI) ke-13 menjadi wadah para seniman untuk memamerkan hasil karyanya. Mereka berlomba-lomba menunjukkan lukisan terbaiknya di pameran tahunan tersebut.
Salah satunya adalah pelukis yang memiliki kebutuhan khusus dalam bicara dan berjalan, Rizky Gusti Preyambodo. Rizky bersemangat untuk terus berkarya walaupun memiliki keterbatasan fisik.
“Rizky melukis sejak pandemi, karena enggak ada kegiatan akhirnya saya ikutkan sanggar. Jadi biar punya kegiatan, waktu itu sekolahnya daring,” kata sang ibu, Sumarti, saat ditemui di PSLI, Sabtu, 19 November 2022.
Dimulai dari 2019 itulah, Rizky kemudian semakin menekuni bakat terpendamnya didunia seni lukis. Beragam warna cat dihabiskan untuk memenuhi kuas putih yang dibelikan sang ibu.
“Meskipun alatnya lumayan mahal, tapi karena anaknya suka ya saya hanya bisa mendukungnya,” jelasnya.
Melihat semangat anaknya, Sumarti kemudian mulai mengajak buah hati satu-satunya itu untuk mengikuti berbagai pameran. Keikutsertaan pertama kalinya pada acara difabel di Batu, Malang.
“Dari pada lukisannya ditaruh di rumah, lebih baik ikut pameran, siapa tahu ada yang minat juga. Rizky sudah sering ikut pameran. Belasan kali ada di Batu, Surabaya, Sidoarjo,” ucapnya.
Rizky mulai mengikuti kegiatan yang diselenggarakan oleh Sanggar Merah Putih, pada Juni 2022, lalu. Dari sanalah, sang ibu mengetahui ada gelaran pameran lukisan bernama PSLI.
“Ketika tahu ada PSLI ini dia (Rizky) bilang, ikut, ikut, ikut. Saya enggak bisa melarang terus baru bilang ke Mas Anis (ketua Sanggar Merah Putih),” ujar dia.
Saat ini, dua karya lukis Rizky yang dipajang telah dibeli Gubernur Jawa Timur (Jatim) Khofifah Indar Parawansa, yakni saat pembukaan PSLI ke-13, pada Jumat, 18 November 2022 lalu.
“Ada dua yang dibeli Bu Khofifah kemarin, satu yang judulnya serat kehidupan sama lukisan wajahnya Bu Khofifah dan peta Provinsi Jatim,” jelasnya.
Sumarti senang Rizky akhirnya memiliki hobi yang bisa ditekuni, seperti seni lukis ini. Sebab, hal tersebut dapat membuat buah hatinya itu tidak malu berinteraksi dengan orang lain.
“Rizky itu orangnya pemalu kalau sama orang baru, tadi saya tinggal diam saja di sini. Jadi pameran-pameran seperti ini juga buat mancing dia agar mau komunikasi sama orang,” kata dia.
Lanjut Sumarti, lulusan SMKN 10 tahun 2022 tersebut cenderung lebih suka melukis dengan tema alam. Selain itu, ia juga sangat gemar menyoret kanvas dengan lukisan abstrak.
“Dia itu sukanya melukis alam, lebih tepatnya Malang, sama abstrak. Jadi yang dilukis itu alam-alam yang dilihat ketika dulu ke Malang sama almarhum ayahnya,” jelasnya.
Sumarti berharap, di usia senjanya ini bisa melihat sang anaknya berkembang di dunia seni lukis. Dengan demikian, ia tak lagi khawatir karena Rizky bisa menghidupi diri sendiri dengan hobinya.
Advertisement