Semangat Rico, Bocah Difabel yang Jualan Bawang Keliling Surabaya
Dengan membawa troli yang berisi bawang merah dan bawang putih, Alif Rico Febrian, 15 tahun, berjalan menyusuri Jalan Kedung Klinter 1 sampai Jalan Plemahan. Alif Rico Febrian menyusuri jalan itu bukan tanpa tujuan. Melainkan untuk menjajakan dagangan bawang merah dan putihnya.
Rico biasa disapa, memiliki keterbatasan sejak lahir dengan keterbatasan pada penglihatan atau tuna netra. Namun, keterbatasannya tersebut tak menghalangi Rico untuk bisa membantu neneknya.
Rico mengatakan awalnya berjualan nasi buatan neneknya usai hari raya Idul Fitri lalu. Kesibukkannya menjualkan nasi bungkus ini untuk menambah pemasukan. Namun, sejak satu minggu ini Rico berganti jualan bawang merah dan putih.
Ditemui di sekitar tempat tinggalnya, Jalan Kedung Klinter No 19, Rico menceritakan berjualan untuk membantu neneknya dan mengisi waktu luang saat pandemi Covid-19.
"Saya ingin membantu nenek, lalu ingin merasakan bagaimana rasanya cari uang," kata Rico.
Sebelum berjualan, kegiatan Rico sama dengan anak lainnya, yakni melakukan pembelajaran secara daring.
Bagaimana pengalamannya ketika berjualan, katanya, banyak orang yang kasihan pada dan pada akhirnya banyak yang beli dagangannya.
"Selama saya jualan tidak ada yang curang sama saya, semua membayar dengan uang pas. Bahkan, kalau ada kembalian biasanya diberikan saya," kata remaja yang juga salah pelajar SMP Luar Biasa di Surabaya.
Meskipun kondisi tak bisa melihat, Rico mengaku tak pernah kesasar atau salah jalan. Ia hafal jalan-jalan yang dilewati. Rico hanya mengandalkan insting.
"Saya apalin tanda-tanda di jalannya, misalnya kalau pulang ke rumah saya mendengar suara banyak orang di warung. Tinggal belok gang rumah saya," katanya.
Rico saat ini bersekolah di SMPLB-A YPAB kelas 8. Ia bercita-cita ingin menjadi penyanyi, seperti almarhum Didi Kempot. Untuk mencapai cita-citanya tersebut, Rico berlatih menyanyi setiap minggu di dekat sekolahnya.
"Saya ingin sekali jadi artis, saya ingin menjadi penyanyi seperti Didi kempot," kata Rico.
Nenek Rico, Suparmiatun saat ini memiliki usaha warung kelontong di depan gang rumahnya. Dengan pendapatan yang terbatas, nenek 60 tahun ini tetap berusaha memenuhi kebutuhan cucunya.
"Saya hanya jualan di dekat rumah, karena saya juga sakit-sakitan. Sehari saya bisa dapat sekitar Rp 50 ribu," kata wanita berusia 60 tahun.
Suparmiatun terus berdoa untuk cucunya, kelak dapat menjadi seseorang yang menjadi kebanggan keluarga.
"Saya selalu berpesan sama Rico, kamu harus jadi orang pintar agar bisa membantu keluarga," katanya.
Advertisement