Cerita Presiden Jokowi Lihat Jasad Bocah Bersabuk Bom di Gereja Surabaya
Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengutuk keras aksi bom bunuh diri di gereja di Surabaya, Jawa Timur, yang melibatkan anak di bawah umur.
Jokowi mengaku prihatin dengan dilibatkannya anak-anak oleh pelaku pengeboman. Apalagi, dua anak perempuan dipasangkan sabuk bom oleh orangtuanya. Serta dua anak laki-lakinya juga diperintahkan untuk melakukan pengeboman.
Jokowi melihat gambaran bagaimana aksi bom bunuh diri yang terjadi di tiga gereja di Kota Surabaya pada Minggu (13/5) kemarin.
“Dua anak kecil perempuan umur 9 tahun dan 12 tahun. Diberi sabuk bom, diantar ayahnya dan turun dan ibunya meledak di depan gereja. Yang satunya sama yang dua laki-laki sama 15 tahun dan18 tahun naik sepeda motor bawa bom dan meledak di gereja lain,” kenangnya.
Jokowi merasa miris dengan kondisi tersebut. Ia merasa, betapa pemahaman radikalisme dan terorisme benar-benar merusak manusia.
Jokowi pun mengajak masyarakat untuk bersama-sama memerangi terorisme. “Oleh sebab itu, marilah kita bersama-sama menyadarkan masyarakat betapa yang namanya radikalisme, terorisme, menjadi musuh kita bersama,” ujar Jokowi.
Ia juga berpesan supaya masyarakat menjaga lingkungan tempat tinggal masing-masing dari pengaruh radikalisme.
“Inilah kewajiban para mubalig, kewajiban kita bersama kepada santri dan jemaah, serta umatnya bahwa umat kita Islam tidak mengajarkan seperti itu, tidak mengajarkan sesuatu kekerasan, yang biadab. Kita diajarkan agar lemah lembut, sopan santun, bertawaduk, rendah hati, karena itu yang diajarkan oleh Nabi Besar kita,” tutur Jokowi.